KOMPAS.com - Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah generasi milenial dan generasi X. Generasi milenial adalah sebutan untuk orang yang lahir antara tahun 1982 hingga 2004, sedangkan generasi X merupakan sebutan untuk generasi sebelumnya, kelahiran 1961 hingga 1981.
Namun, dengan jumlah populasi yang begitu besar, tidak semua orang akan mengidentifikasikan diri dengan stereotip generasinya.
Di sinilah, istilah xenial muncul untuk menggambarkan mereka yang lahir di tengah kedua generasi (1977-1983).
Istilah tersebut diciptakan oleh Dan Woodman, seorang profesor sosiologi dari University of Melbourne.
"Idenya adalah adanya generasi mikro atau di antara kelompok generasi X - yang kami anggap sebagai anak berkemeja flannel, mendengarkan musik grunge, dan lahir setelah Baby Boomers- dan generasi milenial yang digambarkan sebagai orang yang optimis, ahli teknologi dan mungkin terlalu yakin akan diri mereka sendiri dan terlalu percaya diri," kata Profesor Woodman dikutip dari Huffington Post, Rabu (28/06/2017).
Profesor Woodman menjelaskan bahwa jika generasi milenial tumbuh bersama kemajuan teknologi, maka generasi xenial perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
"Itu adalah pengalaman yang sangat unik. Anda memiliki masa kanak-kanak dan remaja yang bebas dari rasa khawatir terhadap segala unggahan media sosial dan telepon seluler...," ujarnya.
Dia melanjutkan, kami (xenial) belajar mengonsumsi media dan telah berumur dewasa sebelum mengenal facebook, twitter, dan snap chat, serta semua hal di mana Anda masih menonton berita malam atau membaca koran.
Orang-orang yang lahir antara tahun 1977-1983 dianggap sebagai jembatan dari analog ke digital. Generasi ini masih cukup muda untuk beradaptasi dengan cepat pada revolusi teknologi, tetapi juga merupakan generasi terakhir yang tumbuh tanpa teknologi.
Alhasil, seperti generasi X yang pesimis, xenial tidak semahir milenial dalam hal digital, walaupun mengonsumsinya.
Generasi xenial juga sering disebut sebagai generasi yang memiliki sinisme generasi X dan optimisme dari generasi milenial.
Woodman mengatakan, pengalaman berbeda berperan dalam bagaimana seseorang mengidentifikasi kelompok mereka. Misalnya, generasi milenial yang tidak tumbuh dengan banyak uang akan cenderung memiliki sedikit pengalaman digital daripada generasi milenial atau xenial yang memiliki kehidupan finansial yang cukup.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/06/200600123/mengenal-xenial-generasi-baru-antara-generasi-x-dan-milenial