KOMPAS.com - Para peneliti di Universitas Lund menemukan lokasi awal tempat perkembangan penyakit Alzheimer.
Penemuan tersebut dianggap penting sebab akan membantu para dokter mendiagnosa pasien Alzheimer.
"Sekarang kita jadi tahu bagian otak mana yang perlu dipelajari agar tahu mengapa penyakit itu muncul," kata Sebastian Palmqvist, profesor dan dokter di Rumah Sakit Universitas Skane.
Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa tanda perkembangan Alzheimer adalah akumulasi beta-amyloid.
Akumulasi tersebutbisa dimulai 10 - 20 tahun sebelum Alzheimer-nya sendiri berkembang dan terlihat gejalanya.
Peneliti mengungkap, akumulasi itu dimulai di jaringan otak yang disebut Default Mode Network (DMN).
"Ini ada di bagian dalam otak, di dalam salah satu jaringan fungsional terpenting otak," kata Palmqvist seperti dikutip Science Daily, Rabu (1/11/2017).
DMN sendiri merupakan jaringan otak yang sangat aktif ketika kita dalam kondisi terbangun tetapi diam, misalnya saat melamun.
Penelitian ini digagas Hansson dengan sejumlah rekannya seperti Michael Scholl, dosen senior di Universitas Gothenberg; Willam Jagust, profesor di Universitas California.
Penelitian dilakukan kepada 400 orang lebih di Amerika yang memiliki kerentanan terserang Alzheimer. Penelitian juga melibatkan sejumlah partisipan dari proyek penelitian BioFINDER di Swedia.
Partisipan diamati selama kurang lebih dua tahun. Pasien yang rentan dibandingkan dengan yang tidak memiliki tanda-tanda Alzheimer.
"Penemuan tersebut akan membantu diagnosa untuk lebih fokus di bagian otak pasien, sebagai contoh saat pengujian medis menggunakan kamera PET,"kata Honssan.
Penelitian terkait Alzheimer ini, menurut Hansson, juga menemukan adanya perubahan aktivitas komunikasi otak dalam hubungannya dengan akumulasi amyloid. Hal ini akan diteliti lebih lanjut.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/02/203421423/lokasi-awal-perkembangan-alzheimer-ditemukan-di-mana