KOMPAS.com -- Hingga saat ini, prosedur transplantasi organ masih jauh dari sempurna. Salah satu tantangan terbesarnya adalah jumlah penerima dan pendonor yang berbanding terbalik.
Sebagai upaya untuk mengatasi daftar tunggu transplantasi organ yang kian panjang, para peneliti pun mencoba berbagai pendekatan untuk menciptakan organ pengganti.
Salah satunya adalah dengan menumbuhkan organ di laboratorium dari sel punca (sel induk). Selain itu, para peneliti juga mencoba mengubah organ babi secara genetis agar lebih mirip dengan manusia sehingga kemungkinannya untuk ditolak oleh sistem kekebalan tubuh dapat diperkecil.
Kini, sebuah metode yang merupakan gabungan dari keduanya terus dikembangkan.
Disebut sebagai decel atau recel, para peneliti melarutkan sel-sel pada organ babi biasa untuk meninggalkan perancah (bangunan sementara) protein dalam bentuk asli organ. Perancah ini kemudian digabungkan dengan sel manusia.
Hingga baru-baru ini, teknik tersebut hanya diteliti untuk struktur kecil atau tipis seperti lapisan kulit. Sebab, menguraikan bagian dalam organ yang besar tergolong sulit untuk dilakukan.
Namun, sebuah penelitian yang dipimpin oleh perusahaan bioteknologi Amerika Serikat, Miromatrix, mengklaim telah berhasil menciptakan hati yang utuh dengan cara ini.
Sejauh ini, Miromatrix hanya berhasil menciptakan hati baru dengan sel babi dan bukan sel manusia. Akan tetapi, langkah ini berarti hati (dari sel babi) dapat diuji sebagai organ transplantasi pada babi tanpa risiko ditolak oleh sistem kekebalan tubuh hewan tersebut.
Untuk melakukannya, para peneliti Miromatrix men-decel seluruh hati dengan memompa bahan pembersih melalui jaringan pembuluh darah organ untuk menghilangkan setiap sel hidup dan hanya meninggalkan protein struktural yang menjaga bentuk organ.
Perancah hati kemudian diresapi kembali dengan sel baru yang dipompa melalui jaringan pembuluh darah yang sama.
"Tiga jenis sel utama dalam sel hati, yaitu sel hati, dinding pembuluh darah, dan sel saluran empedu, secara otomatis masuk ke bagian kanan dalam perancah," kata Jeff Ross dari Miromatrix dikutip dari New Scientist, Senin (30/10/2017).
"(Namun) diperlukan rekayasa jaringan untuk berangkat dari satu lapisan ke seluruh organ," sambungnya.
Kini, Ross dan rekannya sudah mulai mencoba teknik ini dengan sel manusia. Mereka memompa sel dari tali pusar manusia ke dalam perancah protein hati babi untuk membuat pembuluh darah hati.
Ketika perancah dengan pembuluh darah (dari sel manusia) ditanamkan ke dalam tubuh babi, pembuluh darah terbukti mampu bertahan hidup dan mengalirkan darah ke seluruh perancah, sebelum akhirnya ditolak oleh sistem kekebalan tubuh babi.
Hasil tersebut dipresentasikan dalam pertemuan Asosiasi Amerika untuk Studi Penyakit Hati di Washington DC bulan ini.
Ross berkata bahwa timnya sekarang sedang mengerjakan ulang perancah dengan menggunakan sel hati dan empedu manusia. Dia juga berencana menanamkan perancah ini ke dalam tubuh babi pada akhir tahun ini.
Mereka berharap dapat memiliki hati yang seluruhnya terbuat dari sel manusia untuk ditransplantasikan pada manusia dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
Menanggapi presentasi tersebut, Laura Niklason dari Yale University, yang juga menggunakan metode decel untuk membuat pembuluh darah dan paru-paru, memberikan pendapatnya. Dia berkata bahwa tes ini sebenarnya untuk melihat seberapa baik hati buatan bekerja.
"Dekellularisasi dan repopulasi bukan hal yang sulit, yang paling sulit adalah membuat semua sel dapat bekerja dengan baik," sambungnya.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/01/170800023/para-peneliti-program-ulang-hati-babi-untuk-organ-donor