KOMPAS.com - Berhenti merokok menjadi sebuah kesulitan tersendiri bagi para perokok. Kebanyakan berkata bahwa tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk berhenti merokok.
Namun, sebuah laporan yang diterbitkan melalui Journal of the American Medical Association (JAMA) pada Senin (30/10/2017) menawarkan cara baru untuk mengurangi jumlah perokok.
Penelitian yang dipimpin oleh Karen E Lasser ini menyebutkan bahwa perokok yang ditawarkan insentif berupa uang tunai jauh lebih mungkin berhenti merokok dibandingkan mereka yang hanya diberi tips.
Uji klinis penelitian ini melibatkan 352 orang secara acak di Boston, Amerika Serikat.
Dikutip dari AFP, Senin (30/10/2017), para peserta direkrut dari ruang tunggu rumah sakit. Mereka telah merokok lebih dari 10 batang per hari dan ingin berhenti merokok.
Para peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama diberi brosur dan daftar sumber daya masyarakat yang bersedia membantu orang untuk berhenti merokok, sedangkan kelompok kedua juga menerima daftar yang sama, tetapi dengan konseling tambahan dan diberitahu bahwa mereka akan menerima bayaran jika berhasil berhenti merokok.
Meskipun tidak diberitahu berapa banyak mereka akan dibayar ketika berhasil berhenti merokok, para peserta yang berhasil berhenti merokok selama enam bulan dibayar 250 dollar Amerika atau setara dengan 3,4 juta rupiah.
Para peneliti juga berkata bahwa mereka akan mendapatkan tambahan sebesar 500 dollar Amerika atau setara dengan 6,8 juta rupiah jika tidak merokok selama 12 bulan.
Berdasarkan hasil tes urin dan air liur, para peneliti menemukan bahwa hampir 10 persen dari kelompok yang diberikan insentif berupa uang berhenti dalam 6 bulan, sedangkan yang berhenti merokok dari kelompok pertama kurang dari satu persen.
"Setelah 12 bulan, sekitar 12 persen dari kelompok intervensi berhenti merokok, sementara dua persen kelompok kontrol yang hanya diberi tips berhenti merokok," kata laporan tersebut.
Lasser yang juga merupakan profesor kedokteran di Boston University School of Medicine mengatakan bahwa penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari berbagai segi pendekatan, penggunaan insentif uang bekerja paling baik.
Namun, dia juga mengakui bahwa penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk membedakan efek dari konseling dan insentif uang. "Mayoritas partisipan yang berhenti merokok menggunakan layanan konseling, tetapi kami tidak yakin bila konseling saja akan dapat mencapai tingkat berhenti merokok yang kami lihat," kata Lasser.
https://sains.kompas.com/read/2017/10/31/210600523/apakah-uang-membuat-berhenti-merokok-jadi-lebih-mudah-