Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ribuan Hiu Ditemukan Mati dengan Otak Terluka, Siapa Pembunuhnya?

Mendapati fenomena tersebut, para peneliti memotong tubuh hiu dan menganalisis cairan serebrospinal lima hiu yang ditemukan tewas di Teluk San Francisco serta dua hiu yang terdampar di tempat lain.

Hasilnya, otak hiu mereka penuh luka. Misteri kematian masal pun terpecahkan.

Kepada NBC Bay Area, ahli patologi ikan Mark Okihirio mengatakan, pelaku pembunuhan adalah Miamiensis avidus, organisme bersel satu.

DNA Miamiensis avidus ada pada sampel lima hiu yang terdampar di teluk San Francisco. Kemungkinan mereka masuk ke hidung hiu dan menyasar otak sang predator.

Organisme yang mirip dengan amoeba ini juga punya catatan pembunuhan lainnya pada ikan budidaya. Khususnya, ikan olive flounder di Korea Selatan dan Jepang.

Meski hiu yang mati terdampar terbilang sedikit, Okihiro mengatakan lebih banyak ikan yang mati di dalam laut. Kepda National Geographic, Okihiro mengatakan korban Miamiensis avidus tak berhenti pada hiu.

“Lebih dari 1.000 hiu zebra, 200-500 pari kelelawar, ratusan ikan bass bergaris, dan puluhan mustelus, ikan halibut, pari punggung duri, dan ikan pari gitar," kata Okihiro seperti diwartakan Newsweek pada Jumat (27/10/2017).

Ahli biologi kelautan Andrew Nosal mengungkapkan, kasus ini menunjukkan banyak kematian hiu yang mungkin tidak terekam.

"Ketika mereka mati dan terdampar ke darat, ini sangat jelas. Kami melihatnya. Tapi bagaimana dengan semua spesies lain yang, mungkin, mulai sakit dan sekarat dan hanya tenggelam ke dasar yang tidak kita ketahui?" kata Nosal.

Kematian masal pada hiu bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumya, pernah terjadi pada tahun 2006 dan 2011 akibat menurutnya kadar garam di laut.

https://sains.kompas.com/read/2017/10/29/202857523/ribuan-hiu-ditemukan-mati-dengan-otak-terluka-siapa-pembunuhnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke