Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penjelasan Sains di Balik Ejakulasi Perempuan

KOMPAS.com - Sejak awal abad ke-4 di China, banyak cendekiawan yang mempertanyakan bagaimana perempuan mampu ejakulasi.

Seperti yang dilansir dari laman Independent, Kamis (16/10/2017), yang ditulis oleh kandidat doktor di Universitas Queensland James Sherlock, sekitar 10 sampai 40 persen perempuan mengeluarkan cairan involunter (spontan yang tidak dikendalikan pikiran) ketika orgasme.

Lalu, cairan ini berkisar antara 30 sampai 150 ml, meski tidak menutup kemungkinan bahwa jumlahnya bisa lebih banyak.

Jauh sebelumnya, para pemikir seperti Aristoteles dan Hippocrates juga merenungkan asal usul "sperma perempuan" dan pelepasan yang dilakukan perempuan.

Namun, penjelasan ilmiah terkait fenomena misterius ini baru muncul pada 1904 ketika psikolog Havelock Ellis mengungkapkan bahwa ejakulasi pada perempuan serupa dengan air mani dan berasal dari kelenjar Bartholin, dua kelenjar berukuran kacang yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan cairan lendir pelumas vagina.

BACA: Penasaran dengan Isi Otak Perempuan Saat Orgasme? Sains Menunjukkannya

Hampir 50 tahun kemudian, Ernest Gräfenberg menentang pendapat Ellis. Dia mengungkapkan bahwa ejakulasi perempuan tidak berhubungan dengan pelumasan.

Dia menyimpulkannya setelah mengamati perempuan yang masturbasi, dan mencatat bahwa ejakulasi lebih sering terjadi dengan palpasi zona erotis di dinding depan vagina yang dikenal dengan istilah G-spot.

Gräfenberg berpendapat bahwa ejakulasi perempuan merupakan sekresi dari kelenjar intraurethral yang terletak di bawah G-spot. Dia juga bersikeras bahwa cairan tersebut bukan urin.

Tahun 1982, seorang peneliti melakukan analisis kimia untuk mengetahui ejakulasi perempuan. Dari sini, muncul gambaran yang lebih jelas.

BACA: Apakah Ejakulasi pada Wanita Sama seperti Pria?

Penelitian ini menunjukkan perbedaan yang jelas antara cairan yang diekskresikan selama orgasme dan urin. Hasilnya, ejakulasi perempuan berasal dari kelenjar Skene, setara dengan prostat perempuan.

Namun, komunitas peneliti ilmiah terbagi, beberapa belum sependapat dengan kesimpulan penelitian di atas dan hal ini menimbulkan perdebatan baru. Beberapa masih mempertanyakan keberadaan G-spot. Sementara yang lain mempertanyakan perbedaan berapa banyak jumlah cairan yang dapat dikeluarkan perempuan.

Penelitian modern

Sebuah studi di Le Chesnay, Prancis diterbitkan secara online di Wiley Online Library (24/12/2014) oleh Samuel Salama bersama rekan-rekannya. Mereka mencoba untuk menyelesaikan perdebatan panjang ini.

Mereka membuat penelitian dengan menggabungkan gambaran ultrasound dengan analisis kimia volume ejakulasi perempuan yang tinggi. Subyeknya adalah tujuh perempuan yang melaporkan bahwa cairan ejakulasi mereka setara dengan segelas air.

BACA: Ejakulasi Tertunda yang Bikin Sengsara

Para partisipan diminta memberikan sampel urin dan kemudian menjalani pemeriksaan ultrasound (USG) untuk memastikan kandung kemih kosong. Mereka kemudian diminta untuk memulai rangsangan seksual dan setelah cukup terangsang diminta menjalani USG kedua.

Pada titik ini, perempuan diminta mencapai titik orgasme dan ejakulasi. Sampel ejakulasi kemudian dikumpulkan dan dilakukan proses USG terakhir.

Tidak mengherankan, USG pertama menunjukkan bahwa kandung kemih kosong. Saat USG kedua dilakukan, ketika perempuan hampir mendekati orgasme, kandung kemih terisi secara signifikan. USG terakhir kembali menunjukkan bahwa kandung kemih kosong.

Hal ini menunjukkan bahwa ejakulasi perempuan, sebagian besar, adalah urin.

Analisis biokimia cairan membuktikan hipotesis di atas pada dua perempuan yang diteliti. Namun, pada lima perempuan lainnya, analisis menunjukkan bahwa cairan yang dikeluarkan juga mengandung Prostate-Specifik Androgen (PSA) yang berasal dari kelenjar Skene.

BACA: Bisakah Viagra Atasi Masalah Ejakulasi Dini?

Para peneliti menyimpulkan bahwa hasil ini sangat mendukung hipotesis bahwa ejakulasi perempuan adalah emisi urin yang tidak disengaja, sedangkan kehadiran PSA adalah residu dari ejakulasi perempuan yang sebenarnya.

Namun, tentunya ini masih penelitian awal di mana dan ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Misalnya, apakah kedua bentuk ekskresi ini eksklusif atau saling tumpang tindih? Lalu, apa implikasinya terhadap kesehatan pribadi dan seksual?

Sebuah survei Internasonal terhadap perempuan yang melakukan ejakulasi menemukan bahwa empat dari lima perempuan mengaku bahwa ejakulasi memperkaya kehidupan seksual mereka.

Akan tetapi, apabila ejakulasi dirasa menganggu, para peneliti merekomendasikan untuk segera buang air kecil sebelum dan selama aktivitas seksual.

https://sains.kompas.com/read/2017/10/26/215300823/penjelasan-sains-di-balik-ejakulasi-perempuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke