KOMPAS.com -- Seperti yang dilaporkan sebelumnya, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang percaya dengan teori konspirasi.
Sayangnya, meskipun teori konspirasi seperti bumi datar atau elit reptil yang memimpin dunia tidak berpengaruh pada kehidupan, tetapi teori vaksin yang menyebabkan autisme bisa membahayakan nyawa.
Kalau begitu, adakah cara untuk mengubah pikiran mereka?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa cara terburuk untuk mengubah pikiran para pendukung teori konspirasi adalah dengan mengkritiknya. Bahkan lebih buruk lagi jika kita mengolok-olok keyakinan mereka.
Kedua hal tersebut hanya menempatkan mereka pada posisi defensif daripada membuat mereka mengubah pikirannya.
Hal yang mungkin dapat dilakukan adalah mendiskusikan konsekuensi dari apa yang mereka percayai tanpa menghakimi.
Dalam kasus vaksin, misalnya, kita bisa menunjukkan gambar anak-anak yang terkena campak atau menggambarkan efek mematikan dari penyakit yang seharusnya dapat dicegah.
Intervensi lebih awal dengan fakta juga bisa membuat perbedaan untuk mengubah pikiran orang yang mendukung teori konspirasi. Dilansir dari Time, Minggu (15/10/2017), survei juga menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar tentang sains di balik vaksin akan cenderung tidak percaya pada teori konspirasi di kemudian hari.
Meski demikian, pada akhirnya pikiran manusia adalah agen yang bebas dan sering tidak rasional. Seseorang akan mempercayai apa yang ingin dia percaya.
Percaya pada kebenaran mungkin tidak semenyenangkannya dengan mempercayai dongeng, tapi itu membuat pikiran -dan budaya- menjadi lebih baik.
https://sains.kompas.com/read/2017/10/26/210600523/bagaimana-cara-mengubah-pikiran-para-pendukung-teori-konspirasi-