KOMPAS.com -- Seorang perempuan berusia 21 tahun di Italia menderita penyakit langka dan misterius. Kondisi ini menyebabkan dia "berkeringat" darah.
Kepada dokternya, dia mengaku sering mengalami pendarahan dari wajah dan telapak tangannya selama tiga tahun terakhir.
Pendarahan ini keluar begitu saja dari kulit dan selaput, tanpa disertai luka, dan biasanya berlangsung sekitar 1-5 menit saat sedang tidur dan berolahraga. Pendarahan juga menjadi lebih intens saat dia berada dalam kondisi yang stres.
Menurut laporan yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal pada Senin, (23/10/2017), disebutkan bahwa saat berada di rumah sakit, dokter mengamati adanya pelepasan cairan darah dari wajahnya
Pengujian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa yang keluar memang benar-benar darah dan bukan keringat yang berwarna. Padahal, analisis kulit dengan mikroskop menunjukkan bahwa jaringan kulit perempuan tersebut normal.
National Institutes of Health's Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD) pun pada akhirnya mendiagnosis perempuan ini dengan penyakit langka yang disebut hematidrosis.
"Kasus seperti ini sebenarnya telah dilaporkan selama berabad-abad, tetapi keberadaannya memang tidak jelas," kata Dr Jacalyn Duffin, ahli sejarah medis dan hematologi di Oueen's University di Kingston, Ontario, seperti dikutip dari Live Science, Senin (23/10/2017).
Pada abad ketiga sebelum masehi, misalnya, Aristoteles pernah menulis deskripsi mengenai "keringat darah". Lalu, pada tahun 1600-an, laporan yang disertai dengan keterangan saksi mata muncul dalam literatur medis.
Namun, para peneliti mendeteksi adanya peningkatan laporan kasus hematidrosis selama beberapa tahun terakhir. Sebanyak 18 kasus telah dilaporkan sejak 2013, walaupun catatan medis hanya merekam 42 kasus sejak tahun 1880.
Duffin sendiri yang mempelajari 28 kasus hematidrosis selama 13 tahun terakhir percaya bahwa kondisi tersebut memang ada.
Meski begitu tidak ada yang tahu apa penyebab dari kondisi tersebut.
Beberapa peneliti berhipotesis bahwa peningkatan tekanan pada pembuluh darah menyebabkan pelepasan sel darah merah melalui saluran kelenjar keringat.
Sementara itu, para peneliti lainnya menduga kondisi tersebut terjadi akibat aktivasi respons tubuh, yang umumnya terjadi saat orang mengalami ketakutan dan tekanan mendadak. Respons ini memicu pelepasan hormon tertentu yang membuat seseorang menjadi lebih waspada.
Namun, dalam beberapa kasus seperti yang diungkapkan oleh GARD; pendarahan juga bisa terjadi karena pecahnya pembuluh darah kecil, kelainan yang membuat darah sulit mengental, atau tekanan darah tinggi.
Kini, setelah serangkaian pemeriksaan, perempuan tersebut mendapatkan pengobatan untuk tekanan darah tinggi. Pengobatan ini tampaknya cukup berhasil karena pendarahannya berkurang, meski tidak sepenuhnya berhenti. Dia juga diberi antidepresan untuk mengatasi gejala depresi akibat kondisi sakitnya.
https://sains.kompas.com/read/2017/10/24/161234623/kasus-langka-wajah-perempuan-ini-mengeluarkan-keringat-darah