KOMPAS.com – Bagi warga bumi, terutama kota-kota besar seperti Jakarta dan Bangkok, kesulitan mencari tempat parkir adalah makanan sehari-hari. Namun, siapa sangka bahwa hal serupa tengah terjadi di luar angkasa.
Anda mungkin mengira bahwa dengan luasnya luar angkasa, maka tempat parkir untuk satelit pun tidak terbatas.
Namun, orbit geostasioner yang terletak sekitar 35.786 kilometer di atas garis khatulistiwa dan berputar dengan kecepatan yang sama dengan bumi hanya bisa menampung 1.800 satelit dengan jarak antar tempat sekitar 1.000 kilometer. Lebih dari kuota tersebut, satelit bisa menganggu satu sama lain dan bertabrakan.
Di sinilah fungsi dari Uni Telekomunikasi Internasional (ITU). Organisasi internasional ini mengalokasikan slot orbit berdasarkan siapa yang mengajukan terlebih dahulu, tanpa biaya, untuk waktu hidup satelit tersebut (sekitar 15 tahun).
Akan tetapi, sistem ini bukan tanpa kekurangan.
Chloe Billing, seorang peneliti departemen strategi dan bisnis internasional University of Birmingham, menulis dalam artikelnya di The Conversation bahwa dalam kebanyakan kasus, operator satelit terus mengganti satelit mereka dengan yang baru.
“Jadi, untuk semua tujuan praktisnya, mereka bisa memiliki slot orbit tersebut untuk waktu yang tidak ditentukan. Hal ini memblokir pemain pasar lainnya, yang terpaksa harus memohon, membeli, atau menyewa slot yang sudah dialokasikan,” tulisnya.
Selain itu, operator satelit juga seringkali meminta lebih banyak slot dari yang mereka gunakan sebenarnya dengan alasan untuk melindungi diri mereka dari risiko kegagalan. “Kenyataannya, mereka meminta slot-slot ini untuk menganggu kompetitor mereka, atau menggunakannya sebagai alat tawar-menawar dalam meminta slot yang lebih menguntungkan,” tulis Billing.
Lalu, meskipun ITU mengeluarkan peraturan baru yang meminta operator untuk segera mengisi tempat parkir mereka dalam waktu lima tahun sebelum izin berakhir, tidak adanya penalti membuat operator satelit tidak khawatir untuk terus mempertahankan tempat parkir mereka yang kosong.
Dengan kata lain, sebenarnya ada banyak tempat parkir di luar angkasa yang sedang tidak digunakan, tetapi keterbatasan jumlah slot memaksa operator telekomunikasi untuk memasukkan sebanyak-banyaknya yang mereka bisa ke tempat parkir yang dimiliki sekarang, misalnya dengan menumpuk berbagai macam antena pada satu satelit.
Pendekatan ini tentu akan ada batasnya, dan untuk saat ini, satu-satunya jalan bagi para operator telekomunikasi adalah membeli perusahaan lain. Namun, hal itu berarti jumlah operator yang ada di pasaran akan menjadi semakin kecil.
“Pada saat ini, penyedia televisi satelit Anda kemungkinan besar bergantung pada satu operator yang punya hak untuk slot orbit di atas rumah Anda. Hal ini tidak membantu biaya bulanan Anda,” tulis Billing.
https://sains.kompas.com/read/2017/10/12/210700123/luar-angkasa-sedang-krisis-tempat-parkir-kok-bisa