Peristiwa terbaru adalah penggunaan orangutan untuk sampul majalah Her World Bride. Mamalia dari Bali Zoo itu berfoto bersama dengan artis peran Luna Maya.
Pakar Perilaku Orangutan Tatang Mitra Setia mengatakan, hewan liar sebaiknya diperlihara sikap alaminya. Menurutnya, penggunaan orangutan bukan untuk kepentungan konservasi dapat memengaruhui sikap alami.
“Kalau sudah swafoto bareng otomatis perilakunya bisa berubah. Makanya pernah ada kasus swafoto tiba-tiba orangutan gigit. Dia jadi stress. Peruban perilaku juga bisa jadi ketergantungan,” kata Tatang saat dihubungi, Rabu (4/10/2017).
Tatang menjelaskan, konservasi orangutan berada pada dua jenis. Pertama, orangutan dibiarkan hidup liar di alam atau in situ. Sedangkan pada ex situ orangutan diperlihara di luar habitat aslinya seperti kebung binatang.
Tempat ex situ pun dibuat serupa dengan tempat alaminya. Tujuannya, saat nanti terjadi pelepasliaran orangutan tetap bertingkah dengan perilaku alaminya.
“Walaupun tujuan konservasi itu kan nanti bisa bermanfaat bagi manusia dalam segi edukasi. Bukan untuk hobi dipelihara, jadi dekat dengan manusia, diselimuti dimandiin. Kan enggak gitu tujuannya konservasi ex situ,” kata Tatang.
Kecaman juga datang dari Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundations yang merasa kecewa. Mereka kecewa orangutan diperlakukan untuk kegiatan promosi sebagai hewan peliharaan atau mainan.
Dalam keterangan tertulisnya, Direktur BOS Jamartin Sihite mengatakan, pemanfaatan dokumentasi selayaknya ditujukan untuk memberikan pengetahuan komprehensif kepada publik. Di luar hal ini, pelibatan orangutan menjadi tindakan yang tak seharunya terjadi.
“Publik melihat tokoh dan lembaga konservasi memperlakukan satwa dilindungi seperti layaknya hewan peliharaan dan komoditas, pesan seperti apa yang hendak disampaikan kepada publik sebenarnya?” kata Sihite.
https://sains.kompas.com/read/2017/10/04/205225223/mengapa-kita-tak-perlu-tiru-luna-maya-yang-foto-bersama-orangutan