Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Bisa Kucing Ini Punya Dua Wajah pada Satu Kepala?

KOMPAS.com -– Bukan sulap, bukan sihir. Seekor kucing di Chongqing, China, punya dua wajah pada satu kepala. Sayangnya, kucing itu hanya sempat hidup selama dua hari.

Dua wajah pada satu kepala mengingatkan kita pada Janus, dewa Romawi kuno. Wajah dewa pertanian itu menghadap ke dua arah berlawanan.

Niels Pedersen, seorang profesor emeritus di UC Davis School of Veterinary Medicine mengatakan, fenomena ini, dalam dunia medis, disebut diprosopus.

Penyebabnya bisa karena kembar siam terlahir dengan satu kepala saja. Namun, penyebab yang lebih umum adalah produksi berlebih dari protein yang disebut sonic hedgehog atau SHH. Protein yang ditemukan ketika permainan Sega bernama sama mewabah di AS ini berperan dalam perkembangan embrio tengkorak dan wajah.

Selain pada kucing, diprosopus juga terjadi pada babi dan anak ayam.

Dilansir dari Live Science 25 September 2017, diprosopus juga bisa dialami oleh manusia. Namun intensitasnya sangat jarang terjadi.

Sebuah penelitian di Journal of South Asian Federation of Obstetrics and Gynecology melaporkan bahwa pada manusia, rasio terjadinya diprosopus antara satu dari 180.000 dan satu dari 15 juta kelahiran. Hanya terdapat 35 kasus diprosopus yang dilaporkan dalam literatus medis.

Pada 2014, janin yang mengalami diprosopus memiliki masalah anatomis, yakni timbulnya anencephaly yang berarti otak dan tengkorak kurang berkembang.

Tak banyak bayi yang mengidap diprosopus lahir dengan selamat. Pada 2008, Lali Singh yang lahir di Delhihanya hanya mampu bertahan selama dua bulan; sedangkan pada 2014, bayi kembar siam di Australia, Faith and Hope Howie, yang punya dua wajah dan dua otak dalam satu kepala hanya hidup selama 19 hari.

Begitu juga pada hewan. Kebanyakan hewan mati dalam masa kandungan atau tak lama setelah kelahiran. Meski begitu, selalu ada pengecualian. Kucing janus Frank dan Louie mampu bertahan hidup selama 15 tahun. Keduanya meninggal karena kanker pada 2014, dua tahun setelah memecahkan rekor Guinness sebagai kucing janus tertua.

https://sains.kompas.com/read/2017/09/27/090800523/bagaimana-bisa-kucing-ini-punya-dua-wajah-pada-satu-kepala-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke