JAKARTA, KOMPAS.com -– Sejak Senin (18/9/2017), hawa panas merambah naik di wilayah Jakarta. Suhu panas itu nyatanya juga dirasakan mayoritas wilayah di Indonesia. Untungnya, masyarakat Indonesia tidak perlu menunggu lama untuk datangnya hujan.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, mulai akhir minggu ini, di Jawa bagian barat sudah ada indikasi potensi hujan. Salah satunya Jabodetabek. Semalam kan sudah hujan.
Hary menuturkan, bulan September hingga November merupakan masa-masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, sedangkan musim hujan akan menghampiri Indonesia pada bulan Oktober-November. Namun, tidak semua wilayah akan merasakan hujan.
“76 persen wilayah zona musim itu diawali Oktober dan November. Secara berangsur-angsur akan bergeser ke wilayah timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan seterusnya,” katanya.
Terkait panas yang tengah melanda Indonesia, Hary berkata bahwa fenomena cuaca panas merupakan hal yang biasa terjadi selama musim kemarau. Panas yang muncul, berkisar antara 34-37,5 derajat celcius, masih suhu panas normal.
“Itu normal. Angka itu didapat dari hasil monitoring suhu udara,” kata Hary saat dihubungi, Kamis (20/9/2017).
Hary mengatakan, terdapat beberapa faktor yang memicu naiknya suhu. Matahari yang berada tepat di atas khatulistiwa membuat radiasi panas masuk dengan optimal. Selain itu, aliran udara dingin dan kering dari Autralia membuat kelembapan udara kurang dari 60 persen di ketinggian 3.000 meter dan 5.000 meter dari permukan
https://sains.kompas.com/read/2017/09/21/110700123/kapan-musim-hujan-tiba-di-indonesia