Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Orang Meninggal dalam 2 Bulan, Gigitan Ular Tak Bisa Disepelekan

Pakar gigitan ular dan toksikologi DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM mengatakan, dalam dua bulan terakhir, kasus kematian akibat gigitan ular berbisa mamakan korban 10 jiwa.

Jumlah itu bisa lebih banyak mengingat tak semua kasus terdokumentasi.

“Dalam dua bulan ini king kobra sudah membuat lima orang meninggal. Ada satu orang di Sumedang, Karawang, Cirebon, dan dua orang di Subang. Sisanya menyebar ada yang di Ketapang juga,” kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/9/2017).

Menurut Tri, korban meninggal karena kesalahan pertolongan pertama.

Ketika digigit, rata-rata yang dilakukan adalah mengikat anggota tubuh yang terkena gigitan atau membuat sayatan dengan tujuan mengeluarkan bisa ular dari darah.

Tak banyak masyarakat yang tahu pertolongan pertama terhadap gigitan ular berbisa, yaitu dengan imobilisasi memakai kayu, kardus, atau bambu seperti balutan pada penderita patah tulang.

“Jangan ditanya jumlah gigitan selama satu tahun. Itu bisa lebih banyak lagi. Kasusnya di seluruh Indonesia sangat banyak,” kata Tri.

Sejak tahun 2015 hingga kini, Tri mendapati 1.000 kasus gigitan ular. Data itu ia dapatkan dari pasien yang dibawa ke rumah sakit.

Dengan demikian, jumlah itu belumlah termasuk pasein yang dibawa ke Puskesmas, dukun, atau yang tak mendapatkan pertolongan.

Menurut Tri, estimasi korban gigitan ular di 34 Provinsi di Indonesia jauh lebih banyak.

Tri mengatakan, di salah satu Puskesmas yang dijumpainya, pernah terjadi lima pasien gigitan ular dalam satu hari.

Kasus gigitan ular bisa bertambah saat keluarnya ular dari habitatnya ketika musim peralihan musim hujan ke musim panas.

Ia menduga, jumlah korban gigitan ular mencapai, 135.000 orang, mendekati angka pasien HIV/AIDS yang mencapai 191.000.

“Ini seharusya jadi perhatian yang besar. Pasien HIV bisa dapat pengobatan gratis, maka kasus gigitan ular harus mendapatkan yang sama,” ujar Tri.

Hinggi kini, pemerintah belum memiliki data gigitan ular secara nasional. Ia berharap piihak lain bisa ikut serta mengumpulkan data bisa ular dan membuat anti-bisa ular sebagai bentuk penyelamatan nyawa penduduk Indonesia.

https://sains.kompas.com/read/2017/09/12/180000123/10-orang-meninggal-dalam-2-bulan-gigitan-ular-tak-bisa-disepelekan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke