Lansekap tandus itu berganti rupa menjadi lautan bunga berwarna kuning, oranye, hijau, ungu dan merah pada bulan Agustus tahun ini.
Fenomena yang disebut sebagai "desierto florido" atau gurun yang berbunga oleh masyarakat lokal ini biasanya terjadi setiap lima hingga tujuh tahun sekali. Ini terjadi karena siklus iklim di Samudera Pasifik yang disebut El Nino.
Desierto florido terakhir terjadi pada tahun 2015. Banyak warga lokal tidak menduga bahwa fenomena ini akan terulang lebih cepat dari perkiraan.
Atacama biasanya hanya mendapat hujan sekitar 15 milimeter per tahun. Namun hujan tidak terduga membuat benih-benih dorman yang berada di dalam tanah berkecambah.
Padang pasir memang menyimpan jutaan biji dorman atau tidak aktif di dalam tanah selama berbulan-bulan bahkan tahunan. Mereka baru akan berkembang dan berakar setelah mendapat cukup air.
Gurun Atacama berada di dataran tinggi, 1000 kilometer di utara Cile yang berbatasan dengan Peru, Bolivia dan Argentina. Fenomena ledakan bunga menarik ribuan wisatawan untuk melihat dan memotret lebih dari 200 spesies bunga serta satwa liar.
Penelitian menunjukkan, sebelum menjadi padang pasir yang gersang, Atacama jutaan tahun lalu dipenuhi dengan rawa dan danau.
https://sains.kompas.com/read/2017/09/04/102745123/fenomena-langka-sebuah-gurun-tiba-tiba-berubah-jadi-lautan-bunga