Sains mengungkap, tuli akibat makanan pedas bukan mitos. Ketulian biasanya berlangsung sementara dan terjadi karena senyawa pemicu sensasi panas yang disebut capsaicin.
Capsaicin memicu iritasi pada sel manusia, terutama yang terletak di membran mulut, tenggorokan, lambung. dan mata. Dalam jumlah sedikit, capsaicin akan memicu sensasi terbakar atau rasa pedas. Ketika jumlahnya semakin banyak, capsaicin memicu sekresi ingus dan air mata.
Tuli sementara saat makan makanan pedas bisa dipicu oleh sumbatan ingus pada saluran eustachius, saluran yang menghubungkan tenggorokan dengan telinga.
Michael Goldrich, pakar telinga dari Robert Wood Johnson University Hospital di New Jersey mengatakan, sensasi tuli sementara itu sebenarnya mirip dengan "bindeng" saat flu. Hanya saja, sumbatan ingus lebih banyak sehingga tak hanya "bindeng" tetapi tuli.
Kemungkinan lain, tuli sementara disebabkan oleh stimulus berlebihan pada saraf trigeminal, saraf pada bagian mulut dan wajah yang berhubungan dengan saraf koklea di telinga.
"Itu menyebabkan perubahan aliran darah di bagian koklea sehingga berakibat pada hilangnya pendengaran sementara," ungkap Sam Marzo, kepala Department of Otolaryngology di Loyola Medicine, seperti dikutip Livescience, 11 Agustus 2017.
Hilang pendengaran akibat makanan pedas biasanya hanya berlangsung sebentar. Jika bertahan berhari-hari, maka penderita harus segera ke dokter.
Tak hanya memicu tuli sementara, capsaicin ternyata juga memicu sekresi endorphin, hormon yang meredakan stress dan memicu rasa bahagia. Maka, tak mengerankan jika setelah makan makanan pedas, manusia bisa lebih rileks.
https://sains.kompas.com/read/2017/08/20/195751923/kenapa-makan-mi-ekstra-pedas-bisa-sebabkan-tuli-sementara-