KOMPAS.com – Salah satu hal yang seringkali dikhawatirkan perempuan ketika mulai menggunakan pil keluarga berencana (KB) adalah pertambahan berat badan. Keresahan ini rupanya tidak hanya dialami oleh perempuan di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh dunia.
Namun, benarkah pil KB dapat menaikkan berat badan?
Ketika baru dikenalkan pada tahun 1960-an ke masyarakat luas, pil KB memang menyebabkan kenaikan berat badan.
Seorang dokter dan advokat kesehatan perempuan, Donnica Moore, berkata bahwa formulasi awal pil KB mengandung hormon estrogen dalam dosis tinggi yang menyebabkan perubahan berat badan. Namun, perlahan-lahan kandungan estrogen dalam pil KB dikurangi dan efeknya samping tersebut memudar.
Sejauh ini, penelitian terhadap pil KB modern belum menunjukkan adanya kolerasi yang kuat antara pil KB dan berat badan.
Sebuah analisis terhadap 49 studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews pada tahun 2004, misalnya, mengonklusikan bahwa kontrasepsi oral tidak berpengaruh pada berat badan.
Studi lain yang juga dipublikasikan pada tahun 2014 dalam Journal of Women’s Health juga melaporkan bahwa penggunaan pil KB tidak menyebabkan berat badan atau perubahan komposisi lemak pada wanita berberat badan normal dan obesitas.
Akan tetapi, hubungan pil KB dan berat badan tidak hitam mau pun putih. Berbagai macam faktor yang bertepatan dengan dimulainya konsumsi pil KB dapat menyebabkan perubahan berat badan.
Christine Greeves, seorang dokter kelamin dan kandungan, berkata bahwa pil KB biasanya mulai digunakan perempuan bersamaan dengan perubahan gaya hidup yang signifikan, misalnya ketika perempuan mulai bekerja atau menempuh pendidikan.
Selama masa-masa ini, seorang perempuan bisa kekurangan tidur dan mengonsumsi kalori tambahan di malam hari, dua faktor yang telah berkali-kali diasosiasikan dengan kenaikkan berat badan.
Selain itu, Moore juga berkata bahwa ketika seorang perempuan mulai menggunakan pil KB, tubuh bisa menyimpan tambahan air selama beberapa bulan. Perubahan ini biasanya dirasakan pada satu area saja, yakni bagian dada, dan menghilang setelah beberapa bulan.
Namun, Greeves tidak mau menutup kemungkinan bahwa pil KB bisa menyebabkan kenaikan berat badan pada individu tertentu. “Walaupun penelitian secara umum tidak menunjukkan adanya kenaikan berat badan (akibat pil KB) yang signifikan, hal ini belum tentu berlaku untuk semua wanita,” katanya.
Walaupun demikian, para dokter berharap agar para perempuan tidak mengurungkan niatnya untuk menggunakan pil KB karena khawatir akan perubahan berat badan.
Moore mengatakan, tanpa memedulikan apakah pil KB yang menjadi penyebab kenaikan berat badan atau tidak, kita semua setuju bahwa kenaikan tersebut tidak sebanding dengan kenaikan berat badan akibat kehamilan.
https://sains.kompas.com/read/2017/08/15/160400523/mitos-terbesar-tentang-pil-kb-dan-berat-badan-bisakah-dipercaya-