Keunikan itu terungkap lewat hasil penelitian Catherine fagernes dari Universotas Oslo, Michael Berenbrink dari Universitas Bristol, dan timnya yang dipublikasikan di Scientific Report pada Jumat (11/8/2017).
Penelitian mengungkap, saat musim dingin dan miskin oksigen, ikan mas mengubah karbohidrat menjadi oksigen dan alkohol.
Metabolisme itu dimungkinkan karena adanya enzim pada ikan mas yang kemampuannya sama dengan ragi yang dipakai pada produksi wine dan bir.
"Adaptasi ini sangat langka pada dunia hewan," kata Berenbrink seperti dikutip New Scientist pada Sabtu (12/8/2017).
Menurut peneliti, ikan mas mengembangkan adaptasi itu sejak 8 juta tahun lalu lewat proses yang disebut "whole genome duplication".
Adaptasi itu membuat ikan mas memiliki satu set ekstra gen yang bisa dialihfungsikan sesuai kebutuhan tubuh dan lingkungan.
Bagaimana pun, tiap adaptasi punya konsekuensi. Manusia akan merasa lelah bila kekurangan oksigen karena tubuh menghasilkan asam laktat.
Dalam kasus ikan mas, alkohol yang dihasilkan dalam metabolisme tertumpuk dalam tubuh, mencapai 55 miligram per 100 mililiter.
Penumpukan alkohol dalam konsentrasi tinggi membuat ikan mas "mabuk", bergerak lebih lambat daripada biasanya. Meski demikian, ikan itu masih cukup sadar akan ancaman predator dan bisa melarikan diri.
https://sains.kompas.com/read/2017/08/13/195958823/terungkap-ikan-mas-bisa-hidup-berbulan-bulan-tanpa-oksigen