KOMPAS.com -- Gelombang panas terparah selama lebih dari satu dekade terakhir yang diberi nama "Lucifer" melanda sebagian Benua Eropa dengan suhu mencapai 44 derajat celsius.
Italia dan kawasan Balkan adalah dua daerah paling terdampak gelombang panas.
Di Sardinia, pulau teritori Italia di Laut Mediterania, temperatur menembus 44 derajat celsius. Kemudian di Roma suhu mencapai 43 C, sedangkan warga di Sisilia mengalami suhu 42 C.
Pemerintah Italia mengimbau penduduk tetap di dalam ruangan dan minum air dalam jumlah banyak.
Sejauh ini, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, seorang dari Romania dan seorang lainnya dari Polandia telah meninggal dunia akibat gelombang panas. Sejumlah orang juga telah dibawa ke rumah sakit.
Gelombang panas pun telah mengakibatkan kebakaran hutan di Albania. Di tengah suhu 40 C, serdadu-serdadu bahu-membahu bersama ratusan petugas pemadam kebakaran untuk menghentikan laju kebakaran.
Bahkan, pemerintah Albania telah meminta bantuan darurat Uni Eropa untuk mencegah kebakaran hutan dekat Ibu Kota Tirana.
Dinas meteorologi Eropa, Meteoalarm, memperkirakan suhu tinggi akan melanda sejumlah kawasan di Eropa Tengah dan Balkan dalam beberapa hari mendatang.
Karena itu, baik kalangan turis maupun penduduk diimbau mendinginkan tubuh di pancuran publik dan menggunakan payung saat berjalan di luar.
Kajian yang baru dipublikasikan jurnal ilmiah The Lancet Planetary Health, cuaca ekstrem berpotensi membunuh 152.000 orang setiap tahun sampai 2100 mendatang jika perubahan iklim tidak dihalangi.
Dari jumlah kematian tersebut, penelitian itu menyebutkan, 99% muncul akibat gelombang panas. Adapun daerah yang paling parah terdampak adalah Eropa bagian selatan.
Artikel ini sudah pernah tayang di BBC Indonesia dengan judul: Gelombang panas melanda Eropa, suhu tembus 44 derajat Celsius
https://sains.kompas.com/read/2017/08/07/090500423/gelombang-panas-lucifer-menyerang-suhu-eropa-capai-44-derajat-celcius