Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inilah Mengapa Pendekatan Non Farmasi Dibutuhkan di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com -- Prof dr Amin Soebandrio, PhD, SpMK selaku Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute merekomendasikan pendekatan non farmasi dalam pencegahan dan perawatan penyakit.

Rekomendasi tersebut diungkapkannya dalam The 6th International Eijkman Conference – 25th Year Celebration of Eijkman Institute: Genetics, Diseases and Environment yang diadakan di Jakarta, Rabu (1/8/2017) sebagai tanggapan akan resistensi mikroba yang telah menjadi masalah serius bagi rumah sakit-rumah sakit di Indonesia.

Prof Amin berkata bahwa patogen rumah sakit yang diisolasikan di rumah sakit swasta pada tahun 2004 menunjukkan berkurangnya kerentanan mikroba, seperti Acinetobacter baumannii yang menyebabkan infeksi paru-paru dan Klebsiella pneumoniae yang bisa merusak paru-paru bila terhirup, terhadap antibiotik yang sering kali digunakan di rumah sakit.

Resistensi mikroba juga telah diamati di antara pasien unit rawatan intensif(ICU), unit rawatan koronari intensif (ICCU), dan unit rawatan neonatal (NICU).

Padahal, sejauh ini belum ada kandidat yang baik untuk antibiotik baru.

Lalu, meskipun para peneliti luar negeri sudah mulai melirik terapi bacteriophage untuk mengobati kasus-kasus resistensi mikroba, Prof Amin berkata bahwa pada saat ini, terapi tersebut masih dalam fase pengujian di Indonesia. “Indonesia belum memiliki cukup kepercayaan terhadap bacteriophage,”ujarnya.

Oleh karena itu, Prof Amin pun mengeluarkan empat rekomendasi penting dalam menghadapi resistensi mikroba:

1. Menggunakan antibiotik secukupnya

2. Meningkatkan praktek mengontrol infeksi

3. Mempertimbangkan pendekatan non farmasi dalam mencegah dan mengobati

4. Meningkatkan akurasi dan kecepatan proses diagnosa mikrobiologi klinis

https://sains.kompas.com/read/2017/08/02/201335523/inilah-mengapa-pendekatan-non-farmasi-dibutuhkan-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke