Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Spesies Ikan Baru Ditemukan, Beratnya sampai 2 Ton

KOMPAS.com –- Setelah 130 tahun lamanya, para peneliti berhasil menemukan spesies ikan mola mola baru. Spesies ini telah berhasil lolos dari mata para ahli taksonomi selama tiga abad sehingga dinamai Mola tecta yang berasal dari bahasa latin untuk bersembunyi (tectus).

Terlihat seperti hasil persilangan antara panekuk raksasa dan koper bersayap, mola mola adalah ikan bertulang paling berat di dunia. Berat ikan ini bahkan bisa mencapai dua ton dengan panjang hingga tiga meter.

Walaupun bertubuh besar, mola mola terkenal sulit ditemukan. Pasalnya, ikan ini mempunyai sifat penyendiri dan suka tinggal di kedalaman laut yang sulit dijangkau. Kegiatan mola mola juga merupakan perpaduan antara menyelam untuk mencari ubur-ubur di laut dalam dan berjemur ke permukaan untuk memanaskan tubuh.

Sejarah taksonomi mola mola juga tidak teratur. Para penjelajah awal mendeskripsikan beberapa spesies baru berdasarkan spesimen tunggal yang mereka temukan saat berlayar. Ketika mencapai Australia dan Selandia Baru, mereka mulai memberi label kepada setiap mola mola yang mereka temui sebagai mola mola laut (Mola mola).

Alhasil, terakhir kalinya para peneliti berhasil mengidentifikasikan spesies mola mola baru terjadi sekitar 130 tahun yang lalu, yaitu mola mola laut selatan (Mola ramsayi).

Namun, ketika Marianne Nyegaard dari Universitas Murdoch mempelajari genetika Mola ramsayi, ia menyadarai adanya perbedaan genetika pada sampel kulit yang dikumpulkan di tempat perikanan di Australia dan Selandia Baru.

"Sekelompok peneliti di Jepang pertama kali menemukan bukti genetik dari spesies mola mola yang belum diketahui di perairan Australia 10 tahun yang lalu. Namun, ikan tersebut tetap bisa menghindari komunitas ilmiah karena kami tidak tahu seperti apa bentuknya," kata Nyegaard seperti dikutip dari Science Alert 22 Juli 2017.

Temuan Nyegaard lantas memicu permainan petak umpet antara dirinya dengan sebuah spesies mola mola misterius selama empat tahun. Satu-satunya petunjuk adalah foto kasar yang dimbil oleh oara nelayan. Terkadang, ikan tersebut tertangkap dalam jaring nelayan, tetapi ukuran tubuh yang besar membuat para nelayan ogah mengangkatnya ke atas kapal.

“Awalnya ketika saya ditanya apakah saya akan membawa derek saya sendiri untuk mendapatkan spesimen, saya tahu saya berada dalam petualangan yang menantang tapi mengagumkan,” kata Nyegaard.

Nyegaard bersama timnya pun memutuskan untuk menunggu hingga ada mola mola yang terdampar di pantai Selandia Baru dan Australia. Selagi menunggu, mereka mulai memilah-milah foto mola mola di media sosial untuk menemukan keunikan ciri fisik.

"Saya menemukan bagian di ujung ekornya yang belum pernah saya lihat pada mola mola. Saya mulai bertanya-tanya, apakah fitur ini adalah karakteristik unik dari spesies ini atau hanya ciri khas dari satu ikan itu saja," katany.

Pucuk dicinta, ulam tiba. Pada Mei 2014, empat mola mola terdampar di pantai dekat Christchurch, Selandia Baru. Mendengar kabar itu, Nyegaard langsung terbang untuk memastikannya.

"Seorang seniman lokal mengantarkan saya ke pantai di tengah malam, dan dia menyoroti lampu mobil pada ikan in. Teka-teki itu menjadi sebuah gambar yang jelas," ujarnya.

Dipublikasikan dalam Zoological Journal of the Linnean Society, Nyegaard dan koleganya menjelaskan bahwa spesies baru bernama Mola tecta tersebut dapat ditemukan di perairan dingin Selandia Baru, selatan Cile, Afrika Selatan dan pantai tenggara Australia.

Lalu, berbeda dengan dua spesies mola mola lainnya, M tecta memiliki tubuh yang halus dan ramping serta tidak punya moncong yang menonjol. Di antara sirip samping, bagian atas, dan bawah, ada potongan kulit yang fleksibel.

Untuk mengonfirmasi kebaruan M tecta, Nyegaard bersama timnya juga meneliti naskah-naskah lama hingga abad ke-16. Hasilnya, ikan berhasil lolos dari mata para ahli taksonomi selama hampir tiga abad

Namun, teka-teki belum sepenuhnya terjawab. Nyegaard masih harus memeriksa 27 sampel dari mola mola yang terdampar lainnya. Selain itu, dia juga masih ingin mencari tahu lebih banyak tentang distribusi dan kebiasaan makan spesies ini dengan bantuan penanda satelit.

https://sains.kompas.com/read/2017/07/25/161341923/spesies-ikan-baru-ditemukan-beratnya-sampai-2-ton

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke