Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabar Buruk, Orang Indonesia Krisis Buah dan Sayur

JAKARTA, KOMPAS.com -- Tidak hanya berolahraga, pola makan yang baik juga diperlukan untuk menjaga kesehatan. Dokter Fiastuti Witjaksono, SpGK, mengatakan, dalam satu piring, pola makan gizi seimbang terdiri dari nasi, lauk, sayur dan buah. Semuanya terbagi dalam porsi yang sama besar.

Akan tetapi, dua komponen terakhir sering kali tidak tersedia di dalam piring, terlebih untuk buah. “Kita agak tidak beruntung karena orang Indonesia kebiasaan makan dengan nasi banyak. Kadang hanya nasi dan sepotong lauk, tidak pakai sayur,” kata Fiastuti di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (13/7/2017).

Pernyataan Fiastuti juga sejalan dengan beberapa riset yang memetakan kondisi konsumsi buah. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) merekomendasikan konsumsi buah dan sayur 73 kilogram per kapita per tahun (kg/kapita/tahun) dengan standar kecukupan untuk sehat adalah 91,25 kg/kapita/tahun.

Namun, hasil riset litbang Kementerian Pertanian pada tahun 2011 menyebutkan bahwa konsumsi buah hanya 34,55 kg/kapita/tahun dan sayuran 40,35 kg/kapita/tahun. Selain itu, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan, prevalensi nasional kurang makan buah dan sayur pada usia di atas 10 tahun adalah 93,6 persen dan pada tahun 2017, angka ini turun sedikit menjadi 93,5 persen.

Lalu, dalam peringkat konsumsi buah dan sayuran pada tahun 2011, Indonesia yang seharusnya berlimpah dengan sayuran dan buah-buahan malah duduk di posisi buncit setelah Vietnam, China, Kamboja, dan Singapura.

Padahal, buah-buahan dan sayuran mengandung berbagai vitamin, mineral, antioksidan, serat, dan cairan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Serat, misalnya, akan membantu memperlambat penyerapan gula sehingga kadar gula di dalam tubuh tidak berlebihan dan stabil.

Lebih parahnya lagi, kekurangan sayuran dan buah-buahan ini diperkirakan mempengaruhi kematian akibat saluran cerna sebesar 14 persen, kematian akibat penyakit jantung koroner sebesar 11 persen, dan kematian akibat stroke sembilan persen.

“Dalam penelitian asupan sayur dan buah segar, dan penyakin kardiovaskular di China, makin sedikit kita makan buah, maka makin tinggi risiko kita mendapatkan kematian karena jantung. (Lalu) pada meta analisis, penelitian dari berbagai center dikumpulkan dan hasilnya menunjukkan bahwa makin banyak kita makan sayur dan buah, maka risiko penyakit diabetes makin kecil,” ujar Fiastuti.

Bila Anda berniat mengubah pola konsumsi, berbagai lembaga telah memberikan rekomendasi seberapa banyak sayur dan buah yang harus dikonsumsi setiap hari. The National Health and Medical Research Council (NHMRC) merekomendasikan dua jenis buah dan lima jenis sayuran per hari. Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan FAO menganjurkan 400 gram buah dan sayur per hari

https://sains.kompas.com/read/2017/07/13/201758323/kabar-buruk-orang-indonesia-krisis-buah-dan-sayur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke