Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, Nyeri Punggung Bisa Datang karena Depresi

JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyakit bisa datang saat kondisi fisik melemah. Namun, ternyata pikiran seseorang juga punya andil dalam menjaga kesehatan. Saat sedang depresi, misalnya, penyakit bisa datang tanpa diundang.

Ditemui dalam seminar bertajuk “Minimal Invasive Spine Surgery Update” di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Rabu (12/2/2017), Dokter Luthfi Gatam, SpOT (K-Spine), berkata bahwa depresi bisa mendatangkan nyeri punggung (back pain) yang disebut psychogenic.

Dia menuturkan, saat seseorang mengalami depresi, terjadi peningkatan hormon adrenalin di dalam tubuh. Adrenalin menyebabkan fase konstruksi di mana pembuluh darah menyempit sehingga mengakibatkan aliran darah terganggu. Maka, timbul back pain.

Untungnya, terhambatnya aliran darah karena depresi bukan faktor dominan. Dari berbagai penyebab terjadinya nyeri punggung, organ dalam hanya ikut menyumbang sebanyak dua persen dari nyeri punggung. Antara lain, terjadi akibat gangguan ginjal, infeksi indung telur, empedu, usus, dan pankreas.

Sementara itu, faktor dominan nyeri punggung yang mencakup 98 persen berasal dari tulang belakang. Antara lain adalah ligamen yang putus saat mengangkat barang berat, terjepitnya saraf, hancurnya tulang, dan menghitamnya bantalan tulang.

“Ada yang dari sendi tulang belakang. Jadi, antara tulang dan tulang itu ada satu sendi untuk bergerak ke kanan-kiri, depan-belakang. Sendi ini mengalami pengapuran yang mengakibatkan nyeri," ucap Luthfi.

Selain itu, kehancuran pada tulang, saraf, bantalan, dan ligamen juga bisa disebabkan oleh masalah lain seperti kuman TBC.

Lalu, jika isi bantalan tulang (nucleus) keluar dan menekan saraf, rasa nyeri yang luar bisa pun akan timbul. Pada tahap ini, penderita bahkan tidak akan kuat untuk berjalan.

Namun, nyeri punggung juga bisa disebabkan oleh hal yang terkesan sepele. Nyeri pada pinggang (low back pain), misalnya, terjadi karena lamanya pinggang menopang beban tubuh.

Dokter Harmantya Mahadhipta, SpOT. berkata bahwa duduk memberikan tekanan pada bantalan pinggan yang berisi gel. “Gel ditekan terus lama-lama gepeng. Perlu berdiri agar renggang lagi. Duduk terus, gepeng terus, lama-lama rusak,” kata Harman.

Untuk itu, batasi sesi duduk Anda hingga satu jam jam saja. Setelah itu, sempatkalah berdiri selama satu atau dua menit.

https://sains.kompas.com/read/2017/07/13/162237123/hati-hati-nyeri-punggung-bisa-datang-karena-depresi

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke