KOMPAS.com -- Sebagian masyarakat percaya bahwa orang yang menggunakan tangan kiri atau kidal memiliki kemampuan istimewa. Jika ditelisik, banyak orang-orang ternama dalam sejarah yang bertangan kidal. Leonardo da Vinci, misalnya. Begitu juga dengan penulis Mark Twain, komposer Mozart, ilmuwan Marie Curie, fisikawan Nikola Tesla, dan filsuf Aristoteles.
Itu semua nama-nama lampau, tetapi bagaimana dengan sekarang? Ternyata, mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama, pendiri dan pemimpin perusahaan Microsoft Bill Gates, dan pemain bola Lionel Messi juga bertangan kidal. Lantas, apakah benar kidal lebih cenderung menjadi jenius?
Preferensi penggunaan tangan menjadi manifestasi dari fungsi otak dan berhubungan dengan kognisi seseorang. Hal itu temuat dalam Journal of Clinical and Experimental Neuropsychology volume 35, tahun 2013. Orang kidal rata-rata menunjukkan otak kanan yang lebih berkembang, khususnya dalam memproses penalaran spasial, dan kemampuan memutar representasi mental dari objek.
(Baca juga: Yakin Anda Tidak Kidal? Studi Ini Bilang Belum Tentu)
Tidak hanya itu, korpus kolosum, buntalan sel saraf yang menghubungkan dua belah otak, cenderung lebih besar pada orang kidal. Kondisi ini menunjukkan bahwa beberapa orang kidal memiliki peningkatan konektivitas antara kedua belahan otak dan menjadi lebih unggul dalam memproses infomasi.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Tampaknya masih belum ditemukan penjelasan yang memadai. Namun, satu teori berargumen bahwa hidup di dunia yang dibentuk untuk manusia bertangan kanan memaksa orang kidal menggunakan kedua tangannya. Oleh karena itu, konektivitas kedua belahan otak menjadi lebih kuat.
Kekhasan ini juga bisa menjadi alasan mengapa orang kidal tampaknya memiliki keunggulan dalam beberapa profesi dan kesenian. Misalnya, mereka terlalu banyak direpresentasikan dalam pekerjaan seperti musisi, seniman kreatif, arsitek dan pemain catur. Dalam jenis pekerjaan tersebut, pengolahan informasi yang efisien dan keterampilan spasial yang superior sangat diperlukan.
Lalu, bagaimana hubungan antara orang kidal dengan kemampuan matematika? Pertanyaan ini telah menarik perhatian para peneliti sejak lama. Lebih dari 30 tahun lalu, sebuah penelitian menklaim bahwa orang kidal dapat menjadi gambaran kemampuan matematis. Studi itu menemukan bahwa tingkat orang kidal di antara siswa berbakat pada matematika jauh lebih banyak dibadingkan populasi secara umum.
(Baca juga: 5 Fakta Unik Seputar Orang Kidal)
Namun, ide bahwa kekidalan seseorang bisa menjadi gambaran kemampuan intelektual yang superior telah ditantang baru-baru ini. Beberapa peneliti telah menklaim bahwa kekidalan seseorang tidak berhubungan dengan keuntungan dalam kemampuan kognitif.
Bahkan, kidal dapat memberikan efek merugikan pada fungsi kognitif umum dan sehinga prestasi akademik menurun. Sebagai contoh, sebuah studi menemukan bahwa anak bertangan kidal memiliki kinerja buruk dalam serangkaian pengukuran perkembangan. Kesimpulan itu terpublikasi dalam jurnal Demography volume 46, Mei 2009.
Kemudian, dalam sebuah laporan di Neuroscience & Biobehavioral Reviews volume 56, September 2015, diungkapkan bahwa orang kidal direpresentasikan lebih banyak pada penyandang cacat intelektual.
Lalu, publikasi di Journal of Royal Statistical Society Series A, Oktober 2012 menemukan bahwa anak-anak berusia lima hingga 14 tahun yang kidal menunjukkan performa matematika yang lebih buruk daripada teman-teman seusianya.
Akan tetapi, Giovani Sala, kandidat PhD psikologi kognitif di Univerisity of Liverpool, berkata bahwa penelitian-penelitian tersebut memiliki cara mengukur penggunaan tangan yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya hanya bertanya kepada orang-orang mengenai preferensi tangan mereka. Selain itu, perbedaan juga terletak pada pendekatan dalam mengukur kemampuan matematika sehingga hasilnya pun bisa jadi berbeda.
(Baca juga: Jangan Paksa Anak Kidal untuk Gunakan Tangan Kanan)
Untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, Sala dan Fernand Gobet, Professor of Decision Making and Expertise di University of Liverpool, melakukan berbagai macam eksperimen kepada lebih dari 2.300 siswa SMP dan SMA.
Untuk menilai kekidalan mereka, partisipan diberi kuesioner mengenai tangan mana yang lebih suka mereka gunakan untuk menulis, menggambar, melempar, menyikat gigi, dan hal lainnya.
Hasilnya, sebagaimana telah dipublikasikan di jurnal Frontiers pada 9 Juni 2017, menunjukkan bahwa orang kidal lebih unggul ketika menghadapi tugas yang melibatkan pemecahan masalah, misalnya mengaitkan fungsi matematika dengan kumpulan data. Pola hasil ini juga menjadi sangat jelas pada remaja laki-laki.
Sebaliknya, saat menyelesaikan persoalan matematika sederhana, para peneliti tidak menemukan adanya perbedaan antara pengguna tangan kanan dan kiri.
Sala dan Gobet juga menemukan bahwa pengguna tangan kanan ekstrim – individu yang mengatakan lebih memilih menggunakan tangan kanan mereka untuk semua tes penggunaan tangan – berkinerja buruk dibandingkan dengan pengguna tangan kanan dan kiri moderat.
Secara rata-rata, mereka pun menulis bahwa orang kidal terlihat lebih unggul dalam menyelesaikan tugas matematika, setidaknya sampai tingkat SMA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.