KOMPAS.com -- Sekelompok pakar astronomi dari Czech Academy of Sciences baru saja mengumumkan bahwa risiko serangan asteroid ke bumi meningkat. Hal ini dikonklusikan setelah mereka mengamati aliran meteoroid Taurid yang biasanya memproduksi hujan meteor di bulan Oktober dan November.
Fenomena meteor sendiri terjadi ketika orbit bumi masuk ke aliran puing-puing yang ditinggalkan oleh komet Encke. Biasanya puing-puing ini berukuran kecil dan tidak mengancam bumi.
Akan tetapi, para pakar astronomi dari Czech Academy of Sciences menemukan cabang baru di mana dua asteroid, 2015 TX24 dan 2005 UR yang berukuran 200 dan 300 meter, berada.
Kedua asteroid tersebut sebenarnya tidak mengarah ke bumi, tetapi keberadaan mereka bisa menjadi pertanda adanya asteroid berukuran serupa yang belum teridentifikasi oleh para pakar astronomi.
Menurut analisa mereka, asteroid berukuran besar memiliki struktur yang lemah. Akan tetapi, dengan ukuran yang mencapai ratusan meter, asteroid tidak akan hancur dengan mudah ketika melewati atmosfer bumi.
Seperti yang diungkapkan dalam studi oleh American Geophysical Union, asteroid hanya perlu berukuran 18 meter untuk mencapai bumi. Ukuran tersebut hampir sama dengan asteroid yang menyerang kota Chelyabinsk, Rusia, pada tahun 2013 dan menyebabkan ratusan orang terluka akibat pecahan kaca.
Bayangkan bila asteroid beukuran ratusan meter mencapai bumi. Tentu dampaknya akan luar biasa mengerikan.
Disampaikan melalui jurnal Astronomy & Astrophysics, para peneliti berujar bahwa karena asteroid yang berukuran puluhan atau ratusan meter bisa membahayakan manusia, bahaya dampaknya meningkat secara signifikan ketika bumi bertemu dengan cabang Taurid baru yang dibelokkan oleh gravitasi planet Jupiter setiap beberapa tahun sekali.
Oleh karena itu, mereka pun menghimbau agar studi lebih lanjut dilakukan pada aliran Taurid untuk mencari asteroid yang dapat mengancam bumi.
Untungnya, sejauh ini belum ada asteroid berbahaya yang ditemukan.
Wahana antariksa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) selalu mengantisipasi kemungkinan terjadi tabrakan berbahaya antara bumi dengan partikel antariksa berukuran besar dengan menggunakan sistem monitor bernama Sentry. Sistem tersebut secara rutin memindai luar angkasa untuk mencari asteroid yang akan menabrak bumi dalam waktu 100 tahun ke depan.
(Baca juga: Inilah yang Harus Anda Lakukan Jika Asteroid Jatuh ke Bumi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.