Pesawat N-219 Buatan Indonesia Siap Dipamerkan

Kompas.com - 10/11/2015, 21:59 WIB
KOMPAS.com - N-219, pesawat berkapasitas 19 orang buatan PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, siap dipamerkan ke publik atau roll out.

Pesawat produksi kedua industri nasional ini telah selesai dirancang bangun pada awal November lalu.

"Saat ini kami menunggu peresmiannya oleh Presiden Joko Widodo," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Andi Alisjahbana, di Bandung, Senin (9/11).

N-219 merupakan pesawat kedua buatan anak-anak Indonesia setelah N-250 yang diluncurkan pada 1997. Banyak lulusan sekolah menengah kejuruan, khususnya SMK Penerbangan, terlibat dalam produksinya. Kemarin, pesawat sudah siap di hanggar PT DI.

Pesawat yang diklaim memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesawat setipe itu diharapkan dapat menggantikan pesawat perintis yang sudah tua dan tidak diproduksi lagi.

"Pesawat ini dikembangkan mulai dari nol. Perancangan, desain, produksi, sertifikasi, hingga pengembangan semua dilakukan ahli Indonesia," kata Andi.

Bentuk pesawat sama dengan model yang sudah beredar, hanya pewarnaan agak berbeda. Model baru didominasi warna putih, tulisan N-219 lebih besar di sisi samping, dan ada lambang bendera Merah Putih di ekor.

Dibandingkan dengan pesawat perintis kelas sama, C-212, pesawat N-219 lebih ramping.

Pesawat sanggup mendarat dan lepas landas di landas pacu sepanjang 600 meter, berupa tanah lembek ataupun rerumputan. Pesawat jauh lebih ringan karena tak memiliki pintu belakang (ramp-door) sehingga bisa mengangkut orang dan barang lebih banyak.

Teknologi yang dipakai jauh lebih unggul dibandingkan pesawat setipe karena menggunakan teknologi tahun 2000-an, bukan teknologi 1960-an. Bagian dalam pesawat lebih tinggi sehingga penumpang tak perlu merunduk.

"Pesawat N-219 didesain sesuai kondisi bandara perintis di Indonesia serta lingkungan di sekitarnya, seperti Papua yang dikelilingi pegunungan tinggi," tutur Andi.

Uji terbang perdana

Setelah diluncurkan, pesawat akan menjalani uji terbang pertama kali, tahun depan.

Selanjutnya, proses sertifikasi akan dilakukan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan. Pesawat diharapkan bisa dipasarkan pada 2017.

Meski prototipe pertama N-219 belum diluncurkan, kini PT DI membangun prototipe kedua. Kedua prototipe disiapkan agar pesawat segera memiliki sekitar 800 jam terbang.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau