Pria Dubai Ini Ingin Pergi ke Mars dan Takkan Kembali

Kompas.com - 16/01/2014, 07:23 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com
 — Seorang pria asal Dubai terpilih menjadi salah satu nomine yang akan pergi ke Mars dan takkan kembali lewat misi Mars One. Ia menjadi satu di antara 1.057 orang yang terpilih, mengalahkan hampir 200.000 orang lainnya.
 
Khalid Al Jaaidi, nama pria asal Dubai itu, aslinya adalah seorang desainer grafis. Kini, ia masih berusia 21 tahun. Ia memutuskan untuk melamar ke misi Mars One karena keinginannya untuk bertualang.
 
"Penjelajahan dan rasa penasaran adalah faktor utama yang memengaruhi keputusan saya," katanya dalam wawancara dengan Gulf News, Rabu (15/1/2014).
 
Khalid merasa sedih bahwa dia terlahir di Bumi, dunia di mana hampir segala hal sudah ditemukan. Ia tergoda untuk menjelajah wilayah lain, menemukan apa yang diciptakan Tuhan di tempat lain.
 
"Jantung saya terasa berdetak kencang mengetahui fakta bahwa eksplorasi antariksa adalah bentuk baru penjelajahan, dan akan terjadi pada dekade ke depan, dan saya menjadi salah satu bagiannya," urainya.
 
Misi ke Mars yang akan membawa Khalid adalah Mars One, organisasi Belanda bernama sama yang salah satu pendirinya adalah Bas Lansdrop. Misi itu rencananya akan diberangkatkan pada tahun 2025. 
 
Tujuan misi Mars One adalah memulai membangun koloni pertama di Mars. Manusia yang dibawa dalam misi itu takkan kembali ke Bumi, diberi tugas untuk mulai membangun tempat tinggal, bertani, serta mencari sumber energi.
 
Khalid mengetahui bahwa dirinya terpilih sebagai salah satu nomine yang akan pergi ke Mars ketika menerima e-mail dari Mars One, 30 Desember 2013 lalu.
 
Ketika menerima e-mail, ia mengambil screenshot dari e-mail itu dan mengirimnya pada keluarganya. Selama seminggu, keluarganya menganggap bahwa e-mail itu guyonan. Hingga kemudian ayah dan ibunya sadar bahwa hal itu serius.
 
Khalid berdiskusi lama dengan keluarganya. Ayahnya tak bermasalah dengan rencananya. Namun, ibunya menganggap rencananya tersebut adalah yang paling gila.
 
"Dia (ibu Khalid) mengatakan bahwa bahwa dia tak percaya rencana itu dan meminta saya untuk terus bermimpi tentangnya," terang Khalid.
 
Ketika memberi tahu kawan-kawannya, Khalid bercerita bahwa sebagian besar dari mereka merasa terkejut sekaligus bangga. Namun, ada satu temannya yang terus membujuknya untuk tak berangkat.
 
"Jangan pergi dan aku akan memberikan kepada kamu semua bar di Mars, Bounty, Twix, dan Galaxy yang kamu inginkan," ucap Khalid menirukan ucapan rekannya.
 
Namun, Khalid tak peduli. Ia tetap mantap dengan keputusannya pergi ke Mars. Bahkan, ketika ditanya Gulf News tentang kemungkinannya jatuh cinta, ia mengatakan, "Saya sudah jatuh cinta dengan Mars."
 
Khalid kini tengah mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis. Sudah setahun absen dari gym, ia kini kembali melatih badan. Ia merasa beruntung bahwa bos di tempatnya bekerja mendukung rencananya.
 
Khalid mengakui bahwa kadang ia berpikir untuk membatalkan rencananya. Namun, ketika terpikir, Khalid selalu berusaha ingat akan mimpi menjelajah Mars.
 
Selain Khalid, orang lain yang juga terpilih sebagai nomine yang akan pergi ke Mars adalah Gillian Finnerty, seorang mahasiswa astrofisika, dan Danielle Potter, post-graduate riset kanker di Manchester.
 
Khalid belum tentu pergi ke Mars. Mars One masih akan menyaring lagi untuk mendapatkan kandidat terbaik di antara 1.057 orang yang telah terpilih. Belum ditentukan berapa orang yang nantinya akan dipilih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau