"Kelinci Giok" China Berpeluang Menguak Misteri Bulan

Kompas.com - 17/12/2013, 20:10 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Tak diduga wahana antariksa China, Chang'e 3, mendarat di lokasi yang berada di dekat batuan berharga.

Dengan fakta tersebut, Chang'e 3 bersama kendaraan penjelajah Bulan yang dibawanya, Yutu, berpotensi untuk menguak misteri satelit Bumi yang belum terungkap.

Kenyataan bahwa Chang'e mendarat di dekat batuan berharga Bulan tak diketahui oleh China. Adalah Paul Spudis dari Lunar and Planetary Science Institute di Houston yang menyadarinya.

Semula, Chang'e 3 direncanakan mendarat di lokasi Bulan bernama Sinus Iridum (Bay of Rainbow). Namun, akhirnya justri mendarat di wilayah paling utara Mare Imbrium (Sea of Rains).

"Entah didesain atai tak disengaja, situs itu sebenarnya lebih menarik secara geologi daripada destinasi awalnya," kata Spudis.

Menurut Spudis, lokasi pendaratan Chang'e 3 dan Yutu ada di dekat batu yang terbentuk dari aliran lava yang menurut perkiraan masih muda.

Geologi Bulan didominasi oleh dua macam tipe, yakni yang berasal dari masa 4,5 miliar tahun lalu saat pembentukan Bulan serta masa yang lebih muda, dari aliran lava yang laya besi.

Lava mulai mengalir pada 3,9 miliar tahun yang lalu namun belum diketahui kapan aktivitas vulkanik tersebut berhenti.

Lava di Mare Imbrium diperkirakan mengalir antara 1 - 2,5 miliar tahun yang lalu, lebih muda dari sampel batuan yang diambil dari Bulan sejauh ini.

"Lava Imbrium tidak hanya luar biasa dari sisi fisiknya tetapi juga menarik dari komposisinya," kata Spudis.

Karena Yutu berada di dekat Mare Imbrium, China bisa melakukan penyelidikan di wilayah tersebut untuk meneliti geologinya.

"Paling tidak, Yutu bisa bisa menyelidiki komposisi dari permukaan aliran lava," ungkap Spudis seperti dikutip BBC, Senin (16/12/2013).

Sejauh ini, data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa lava yang ada di Bulan kaya akan titanium. Lava yang mengalir ke utara tempat pendaratan Chang'e 3 lebih miskin unsur tersebut.

Beberapa batuan di sekitar lokasi itu mungkin terkuak oleh tumbukan, meninggalkan debris. Yutu bisa menyelidiki debris itu.

"Dengan data dari kendaraan penjelajah itu, kita bisa merekonstruksi stratigrafi wilayah ini di Bulan," jelas Spudis.

"Chang'e 3 dan Yutu bisa memberikan banyak jawaban akan pertanyaan tentang sejarah geologi Bulan di lokasi itu dan Bulan secara umum,' sambungnya.

Setelah kesuksesan Chang'e 3, China berencana untuk meluncurkan misi ke Bulan selanjutnya pada tahun 2015, bertujuan membawa sampel material Bulan ke Bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau