Menurut ilmuwan, setelah menyeberangi lautan tersebut, Denisovans terus bergerak ke timur menuju wilayah Australia dan Papua Niugini untuk selanjutnya kawin silang dengan spesies manusia modern.
Gagasan itu muncul setelah tiga tahun lalu, ilmuwan menemukan tulang jari kecil di goa Denisovans wilayah Pegunungan Altai, Asia bagian utara. Dengan tulang jari itu, ilmuwan berhasil mengungkap genom Denisovans.
Hasil analisis genetik menunjukkan adanya tanda kawin silang antara Denisovans dan manusia modern, tetapi hanya yang berada di wilayah Australia dan Papua Niugini. Di daratan utama Asia di mana fosil Denisovans ditemukan, ilmuwan justru tak menemukan tanda kawin silang.
Alan Cooper dari University of Adelaide di Australia dan Chris Stringer dari Natural History Museum di Inggris dalam opininya di jurnal Science, Kamis (17/10/2013), mengatakan bahwa hal tersebut bisa dijelaskan bila Denisovans menyeberangi garis Wallacea.
"Di daratan utama Asia, baik spesies manusia purba, maupun spesies manusia modern yang terisolasi dan memiliki DNA Denisovans, mengindikasikan bahwa tak ada sinyal Denisovans pernah kawin silang di daerah itu," kata Cooper.
"Satu-satunya tempat di mana sinyal genetik itu ada adalah di area timur garis Wallace dan di sanalah kami berpikir kawin silang itu terjadi, walaupun itu berarti bahwa Denisovans harus menyeberangi lautan," imbuh Cooper seperti dikutip Science Daily, Kamis lalu.
ABC Science, Jumat (18/10/2013), memberitakan bahwa wilayah yang dipisahkan garis Wallacea tak pernah terhubung oleh daratan sebelumnya. Hal itulah yang memberi penjelasan mengapa jenis-jenis hewannya juga berbeda.
"Kami berpikir bahwa Denisovans menyeberanginya dan manusia kawin silang dengan mereka setelah menyeberangi garis itu sendiri," kata Cooper. Cuma sedikit manusia yang menyeberang. Setelah menyeberang, manusia bertemu dengan Denisovans yang telah ada di timur Wallacea.
Menurut ilmuwan, penemuan ini penting karena bisa menjadi petunjuk keahlian Denisovans. "Mengetahui bahwa Denisovans menyebar melampaui hambatan laut membuat pertanyaan tentang perilaku dan kemampuan kelompok itu, serta seberapa jauh mereka tersebar," ungkap Cooper.
Ilmuwan mengatakan, fakta menarik lain yang terungkap dari penelitian adalah bahwa Denisovans jantan mengawini manusia modern betina setelah menyebrangi garis Wallace 50.000 tahun lalu.
Temuan ini juga mengungkap keragaman spesies manusia purba di Indonesia. Denisovans bergabung dengan manusia Flores (Homo floresiensis) dan jenis manusia purba lain yang sudah ada di Indonesia saat itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.