KOMPAS.com — Bulan Maret yang lalu, dunia dikejutkan dengan hasil analisis DNA mitokondria dari fosil tulang dan gigi yang ditemukan di Gua Denisova, wilayah Siberia. Hasil analisis mengungkap bahwa materi genetik yang terkandung dalam fosil tulang dan gigi itu berbeda dengan materi genetik pada manusia modern dan manusia purba Neanderthals.
Para ilmuwan dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology (MPI EVA) di Leipzig, Jerman, yang terlibat dalam penelitian itu pun menduga bahwa fosil itu berasal dari manusia purba jenis baru. Namun, kala itu mereka diingatkan oleh ilmuwan lain agar tak mengambil kesimpulan terlalu cepat mengenai kebaruan spesies manusia tersebut.
Berusaha untuk meyakinkan, para ilmuwan dari MPI EVA pun melakukan penelitian lebih lanjut. Memakai sampel yang sama, mereka mengekstrak DNA inti, menganalisis untaiannya, dan membandingkan dengan DNA Neanderthals dan manusia modern. Hasil analisis tersebut dipublikasikan di Jurnal Nature, Rabu (22/12/2010).
Berdasarkan hasil analisis, fosil yang berasal dari Siberia itu terbukti sebagai manusia jenis baru. Para ilmuwan menamakannya "Denisovans", sama seperti nama gua tempat fosil ditemukan. Dikatakan, manusia purba jenis baru tersebut memiliki relasi lebih dekat dengan Neanderthals daripada dengan manusia modern.
Richard Green dari Universitas California, Santa Cruz, yang memimpin analisis DNA mengatakan, "Cerita evolusi manusia kini menjadi lebih rumit. Alih-alih mengetahui dengan jelas bagaimana manusia keluar dari Afrika, kita malah melihat pemain baru dalam cerita itu serta interaksi yang tak kita ketahui sebelumnya."
Green mengatakan, Neanderthals dan Denisovans memiliki moyang yang sama. Diperkirakan, 300.000-400.000 tahun yang lalu, sekelompok manusia purba bergerak ke luar Afrika dan segera terspesiasi, grup yang bergerak ke Eropa menjadi Neanderthals, dan yang bergerak ke arah timur menjadi Denisovans.
Sementara spesies manusia modern sendiri bergerak ke luar Afrika pada 70.000-80.000 tahun yang lalu. Mereka juga diperkirakan berinteraksi dan melakukan perkawinan dengan Neanderthals dan Denisovans. Aktivitas perkawinan antara manusia modern dan kedua spesies manusia lainnya juga terbukti dalam penelitian ini.
Dengan disahkannya Denisovans sebagai spesies manusia baru, kini ilmu pengetahuan mengenal 3 jenis manusia yang hidup sezaman dan berinteraksi dengan manusia modern. Mereka adalah Denisovans, Neanderthals, dan Homo floresiensis atau The Hobbit yang ditemukan di Flores, Indonesia, pada tahun 2004 yang lalu.
Fosil yang digunakan dalam penelitian pertama kali ditemukan oleh arkeolog Rusia. Awalnya, tak ada yang menaruh perhatian pada fosil ini. Hingga akhirnya, MPI EVA yang dipimpin oleh Svante Paabo mulai menelitinya. Di samping kebaruan spesies Denisovans, peneliti juga menemukan bahwa Denisovans pernah kawin dengan manusia di Papua Niugini dan Melanesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.