Catatan sejarah menunjukkan bahwa pada 8 Januari 1817 getaran gempa mengguncang wilayah pantai timur Amerika Serikat, mulai Virginia hingga Georgia. Akibat getaran gempa itu, bel Gedung Putih berbunyi beberapa kali.
Setelah genpa dirasakan, diberitakan oleh media pada saat itu, gelombang pasang menghantam wilayah Delaware River, selatan Philadelphia, sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Gelombang pasang menghantam kapal-kapal yang sedang berlabuh.
Prediksi saat itu mengungkapkan bahwa gempa yang memicu tsunami bermagnitudo antara 4,6-6, sementara sumber gempa belum diketahui. Penelitian kali ini mengungkap untuk pertama kali sumber serta besaran yang terjadi.
Susan Hough dari United State Geological Survey (USGS) memulai penelitian dengan melihat kembali catatan tentang gempa dan tsunami itu. Gempa terjadi pada pukul 4.30 waktu lokal sementara tsunami menghantam pada pukul 11.00. Jangka waktu antara gempa dan tsunami sangat lama.
Hough melakukan pemodelan komputer untuk mengetahui sebab tsunami serta sumber dan kekuatan gempa. Hasil pemodelan mengungkap, tsunami dipicu oleh gempa bermagnitudo 7,4 di kawasan lepas pantai Carolina Selatan.
Hasil pemodelan, diwartakan Livescience, Selasa (10/9/2013), juga mengungkap bahwa gelombang tsunami bermula dari wilayah 1.300 selatan Pantai Delaware dan 650 - 800 km dari lepas pantai Carolina Selatan. Terungkaplah, sumber gempa berada di bagian barat daya Segitiga Bermuda.
Belum ditemukan bukti keberadaan patahan penyebab gempa di wilayah itu. Namun, berdasarkan catatan apa yang dirasakan kapal-kapal yang melintas, wilayah itu memang sering diguncang gempa. Gempa juga dirasakan di wilayah itu tahun 1858, 1877, dan 1879.
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang sejarah gempa yang terjadi di wilayah tersebut dan kaitannya dengan tsunami di Amerika Serikat. Jadi, walaupun nama Segitiga Bermuda disebut, riset tidak berniat mengungkap misteri atau hal supranatural apapun tentang Segitiga Bermuda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.