Fenomena Langka Pelangi Api Tertangkap Kamera

Kompas.com - 22/07/2013, 15:45 WIB

KOMPAS.com — Seorang fotografer amatir asal India, V Harish, berhasil mengabadikan foto awan warna-warni yang langka. Foto ini diambil pada pertengahan Juli beberapa saat setelah adanya hujan badai musim panas di India.

Awan warna-warni, dikenal juga dengan nama pelangi api atau awan pelangi, terbentuk ketika cahaya matahari diuraikan oleh tetesan air yang ada di atmosfer. Fenomena awan pelangi sering kali terjadi bersamaan dengan badai, tetapi kadang juga terjadi pada suatu siang yang panas dan lembab. Diberitakan National Geographic, Kamis (18/7/2013), kebanyakan awan pelangi terbentuk di atas awan kumulus.

"Fenomena ini terbentuk ketika awan kumulus membawa udara panas ke atas dan mendorong lapisan udara semakin tinggi ke atas. Ketika udara terdorong, maka ia akan mengembang dan mendingin. Terkadang uap yang ada di udara secara tiba-tiba mengembun menjadi tetesan kecil untuk membentuk 'awan topi' atau sering disebut pileus. Awan inilah yang akan menguraikan cahaya matahari menjadi beragam warna yang memesona," ujar Les Cowley, seorang ahli dalam fenomena atmosfer.

Meskipun proses terbentuknya awan pelangi terdengar mudah, fenomena ini jarang terlihat dan sangat sedikit yang berhasil diabadikan. Menurut Cowley, tidak semua pileus memunculkan awan pelangi.

Selama ini fenomena awan pelangi yang berhasil diabadikan biasanya berasal dari Florida, Asia Tenggara, dan pada garis khatulistiwa di Afrika, tapi belum pernah terlihat di India.

"Sesaat saya dan teman saya mengira jika awan itu adalah pintu masuk bagi alien untuk menuju ke Bumi, namun keindahannya menggerakkan saya untuk mengambil gambar sebanyak mungkin," ujar Harish. (Dyah Arum Narwastu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau