Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Sinkhole di Gunungkidul, Ini Penjelasan Pakar LIPI

Kompas.com - 06/01/2020, 19:50 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Fenomena sinkhole (lubang besar di tanah) kerap terjadi di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, sejak 2017 sudah terbentuk 32 sinkhole yang tersebar di Kecamatan Semanu, Rongkop, Ponjong, Girisubo, Purwosari, Tanjungsari, dan Paliyan.

Semua sinkhole tercatat terbentuk di lahan pertanian.

Batuan kapur

Pakar hidrogeologi di Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Adrin Tohari M.Eng. mengatakan bahwa terbentuknya sinkhole disebabkan oleh topografi Kabupaten Gunungkidul yang terbentuk dari karst (batuan kapur).

“Secara geologis, Gunungkidul memang terbentuk oleh batuan kapur. Batuan kapur memiliki ciri rongganya banyak, sehingga jika air masuk, melarutkan material batu kapur sehingga rongganya semakin besar,” tutur Adrin kepada Kompas.com, Senin (6/1/2020).

Papan Peringatan Tanah Ambles atau Sinkhole oleh BPBD yang dipasang di Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo, GunungkidulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Papan Peringatan Tanah Ambles atau Sinkhole oleh BPBD yang dipasang di Desa Karangawen, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul

Ketika rongga kapur di bawah tanah semakin besar, lanjut Adrin, maka akan terbentuk goa bawah tanah sehingga permukaan tanah akan tersedot ke bawah.

“Maka terbentuklah sinkhole. Ada yang diameternya kecil seperti sumur, ada yang ratusan meter, tergantung dari ukuran goa bawah tanah. Jadi ini memang proses alamiah,” lanjutnya.

Mengapa terjadi di lahan pertanian? Adrin menyebutkan, lahan pertanian adalah yang paling sering intensitas airnya. Pada saat musim hujan, intensitas air semakin banyak sehingga risiko terbentuknya sinkhole semakin besar.

Di dalam Goa Pindul.KOMPAS/ANASTASIA JOICE Di dalam Goa Pindul.

Sungai bawah tanah

Akrab dengan Goa Pindul lengkap dengan aliran air bawah tanah? Itulah yang terjadi ketika air meresap ke dalam batuan karst.

“Air yang meresap akan masuk lewat batuan karst, membentuk aliran sungai bawah tanah. Goanya saling menyambung. Sisi positifnya, masyarakat Gunungkidul rata-rata mendapat air ya dari sungai bawah tanah ini,” tutur Adrin.

Baca juga: Mengenal Fenomena Sinkhole dalam Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya

Lalu daerah mana lagi di Indonesia yang memiliki karakteristik batuan karst? Adrin menyebutkan, Gunungkidul adalah daerah yang paling banyak terbentuk dari batuan kapur.

“Beda dengan di Padalarang. Batuan kapur memang banyak, tapi di permukaan (tanah). Kita bisa melihatnya di pinggir jalan. Tapi tidak akan terjadi sinkhole karena tak ada batuan kapur bawah tanah,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com