KOMPAS.com - Sepanjang 2019, banyak kejadian bencana terkait cuaca, iklim dan gempa bumi yang cukup signifikan terjadi di Indonesia.
Mengapa hal itu terjadi?
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prof Dwikorita Karnawati MSc PhD, mengatakan bahwa Indonesia sangat strategis secara posisi dan sumber daya alam.
"Selain memiliki kekayaan ragam dan keunikan dalam hal cuaca, iklim dan kegempaan yang dapat memberikan kesejahteraan namun sekaligus mengandung potensi bencana," kata Dwikorita, Jakarta, Senin (30/12/2019).
Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki posisi yang strategis karena secara secara geografis merupakan wilayah tropis yang terletak antara dua benua besar (Asia dan Australia) serta dua samudera besar (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik).
Baca juga: Sepanjang 2019, Indonesia Mengalami 11.573 Gempa Tektonik
Indonesia menjadi tempat pertemuan lempeng tektonik benua besar yaitu lempeng Eurasia, Australia, dan lempeng Pasifik, sehingga menjadi jalur sabuk gunung api akibat penunjaman lempeng tektonik tersebut.
Dari data yang dikeluarkan oleh BMKG, hingga Desember 2019 telah terjadi beragam bencana dengan angka kejadian yang tinggi, seperti berikut.
- 343 kejadian banjir
- Tanah longsor sebanyak 340 kejadian
- Banjir disertai tanah longsor di lima lokasi
- Angin puting beliung yang terjadi mencapai 554 kejadian
- Panjang Musim Kemarau 2019 di Indonesia cenderung lebih panjang dari normal
- Kemarau panjang dan kekeringan tahun ini turut memicu 52 kejadian kebakaran hutan dan lahan dan bencana asap
- Ribuan kejadian gempa, dan terdapat 12 kejadian gempa bumi yang signifikan
Mmeskipun jumlah kejadian bencana terkait cuaca, iklim, dan kegempaan tahun 2019 paling sedikit dalam 5 tahun terakhir, masih terdapat 367 korban jiwa.