Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Permen Karet, Ahli Ungkap Rupa Perempuan Purba Berusia 5.700 Tahun

Kompas.com - 23/12/2019, 10:04 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan berhasil merekonstruksi rupa perempuan purba yang hidup sekitar 5.700 tahun lalu.

Menariknya, para ahli merekonstruksi manusia purba itu bukan berdasarkan sisa fisik yang tertinggal dari perempuan ini, tetapi dari gumpalan lengket kuno mirip tar yang berasal dari kulit pohon birch yang dipanaskan.

Gumpalan lengket itu kadang-kadang dikunyah oleh manusia purba layaknya permen karet modern.

Menurut ahli, gumpalan itu punya berbagai fungsi, seperti sebagai perekat,obat dan juga untuk tujuan rekreasi yakni permen karet.

Baca juga: Permen Karet Berusia 10.000 Tahun Ungkap Sejarah Migrasi Manusia

Tim peneliti menemukan 'permen karet' itu masih dalam kondisi baik di situs arkeologi, Syltholm di pulau Lolland, Denmark.

Saking baiknya, jejak air liur bisa terlacak dalam permen karet itu yang memungkinkan para ilmuwan untuk merekonstruksi seluruh genetik si pengunyah yang dijuluki oleh para peneliti sebagai Lola.

Hal ini merupakan suatu prestasi yang menurut para ilmuwan belum pernah dilakukan sebelumnya.

"Sungguh menakjubkan mendapatkan genom manusia purba yang lengkap, meski tanpa adanya kerangka yang tersisa," kata Hannes Schroeder, peneliti dari University of Copenhagen.

Permen karet purba yang digunakan ahli untuk merekonstruksi rupa perempuan berusia 5700 tahun.science alert Permen karet purba yang digunakan ahli untuk merekonstruksi rupa perempuan berusia 5700 tahun.

Dalam permen karet, ada banyak hal yang ditemukan dan menurut peneliti sebanding dengan kualitas gigi dan tulang tengkorak.

Dari temuan tersebut, peneliti bisa menunjukkan kalau pengunyah permen karet adalah seorang perempuan, kemungkinan besar berkulit gelap, dengan rambut cokelat gelap, serta bermata biru.

Tom Björklund Rekonstruksi Lola, perempuan purba yang mengunyah gumpalan pohon birch

Baca juga: Mengapa Mengunyah Permen Karet Bikin Perut Kembung?

"Kombinasi fisik itu pernah ditemukan pada pemburu pengumpul Eropa lainnya, menunjukkan orang dengan bentuk fisik tersebut tersebar luas di Eropa Mesolitik," tambah Schroeder.

Selain itu, dari pengurutan sampel, para peneliti pun tak hanya menemukan DNA manusia purba, tetapi juga DNA mikroba yang mencerminkan mikrobioma oral dari orang yang mengunyah permen karet. Contohnya saja DNA tanaman dan hewan, sesuai dengan makanan yang dikonsumsi oleh individu tersebut.

Pada kasus ini, peneliti menemukan bukti adanya hazelnut dan DNA bebek. Kemungkinan telah dimakan oleh individu sebelum mengunyah permen karet. Ada juga tanda-tanda beberapa jenis bakteri mulut, termasuk mikroba yang terkait dengan penyakit gusi.

Lebih lanjut, hasil DNA pun dapat pula digunakan untuk menjelaskan sejarah populasi, status kesehatan, dan bahkan strategi subsisten populasi kuno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com