Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Hewan, Benarkah Kucing Bisa Mabuk karena Catnip?

Kompas.com - 08/11/2019, 18:04 WIB
Farren Anatje Sahertian,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika Anda memelihara kucing, coba berikan hewan peliharaan Anda tersebut sejumput catnip. Respons mereka mungkin akan dramatis. Entah berguling-guling, bergerak cepat, menjilat bahkan menggosok catnip di wajah atau tubuhnya maupun berbaring dan mendengkur.

Tindakan kucing mungkin tampak lucu, seperti manusia yang sedang mabuk alkohol atau narkoba. Namun, benarkah kucing Anda mabuk karena catnip?

Catnip yang bernama ilmiah Nepeta cataria termasuk dalam family tanaman mint atau Lamiaceae yang juga mencakup herbal aromatik, seperti rosemary, oregano dan basil.

Di dalam catnip, ada bermacam-macam senyawa. Namun, yang memiliki peran paling besar pada efek yang dirasakan oleh kucing adalah nepetacaltone, senyawa yang diproduksi oleh kelenjar khusus di daun dan bunga catnip.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Kenapa Kucing Memakan Rumput?

Dijelaskan oleh Jim Simon, profesor biologi tanaman dan wakil direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Invoasi Sensorik di Rutgers University di New Brunswick, New Jersey, bau nepetacaltone berikatan dengan reseptor di hidung kucing dan seringkali membuat mereka berperilaku seakan-akan sedang dalam euforia atau di bawah pengaruh narkoba.

Tidak hanya kucing rumahan, kucing besar seperti singa, leopard dan bahkan jaguar pun ditemukan merespons catnip. Hanya satu jenis kucing besar yang dipastikan tidak bereaksi pada catnip, yaitu macan.

Akan tetapi, hingga saat ini para ilmuwan tidak bisa bisa mengatakan dengan pasti apa yang terjadi pada kucing saat menghirup bau catnip.

Simons mengatakan, mereka menjadi lucu dan gelisah, mereka bersemangat, dan kemudian pergi tidur. Tetapi tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa catnip beroperasi sama seperti cara kerja ganja atau kokain (pada manusia).

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Kenapa Kucing Menggerakkan Pantat Sebelum Menerkam?

Memang sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap misteri ini, tetapi tidak ada yang menemukan hasil konklusif.

Beberapa di antaranya menemukan bahwa ketika kucing diberi senyawa seperti naloxone yang memblokir reseptor opioid, efek catnip menjadi minimal atau bahkan hilang. Hal ini menunjukkan bahwa reseptor opioid mungkin terlibat dalam proses kucing merespons catnip.

Dr Bruce Kornreich dari Pusat Kesehatan Kucing di Cornell University College of Veterinary Medicine mengatakan, seseorang yang mengonsumsi opioid dan mendapat efek euforia dari (opioid) bisa diblokir dengan naloxone.

"(Lantas) Jika seekor kucing punya perilaku yang bisa diblokir dengan naloxone, mungkinkah salah satu dari perilaku itu-dalam persepsi kucing-adalah euforia? Bisa jadi, tetapi kita tidak tahu secara pasti," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau