Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Konsep Kota Pintar yang Jadi Solusi Pembangunan Negara

Kompas.com - 24/10/2019, 20:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konsep kota pintar (smart city) diyakini bisa menjadi solusi atas persoalan pembangunan di banyak negara.

Kota pintar didesain untuk mampu meningkatkan produktivitas manusia lewat penataan dan pengelolaan kota yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dalam semua aspek.

Disampaikan oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko, singkatnya kota pintar dikembangkan menjadi mesin ekonomi dan produktivitas yang pada akhrinya menjadikan masyarakatnya sehat, produktif, dan sejahtera.

“Kota pintar bisa terwujud dengan adanya dukungan pembangunan infrastruktur, teknologi, budaya, dan lainnya,” kata Handoko dalam acara Indonesia Science Expo di BSD Serpong, Rabu (23/10/2019).

Baca juga: Ibu Kota Baru Harus Usung Konsep Smart City, Ini Indikatornya

Handoko mengatakan, kota pintar saat ini bukan lagi sebuah pilihan tapi sudah menjadi keharusan dalam mengantisipasi dan menyelesaikan permasalahan secara cepat dan tepat untuk melayani masyarakat.

“Integrasi antarlayanan satu dengan lainnya akan memudahkan masyarakat mengurus kebutuhannya sebagai penduduk ataupun warga negara,” ujarnya.

Dipaparkan oleh Handoko, ada lima elemen yang membangun kota pintar (smart city), yakni smart people, smart living, smart environment, smart economy, dan smart governance.

"Kelima aspek tersebut harus terintegrasi satu dengan yang lainnya dengan baik melalui sistem informasi dan teknologi untuk mempercepat proses pelayanan terhadap masyarakat memberikan pelayanan terbaik, baik kebutuhan dasar dan lainnya,” ungkapnya.

Menurut Handoko, teknologi memang salah satu elemen penting lainnya yang tidak bisa dikesampingkan untuk mewujudkan smart city, tapi teknologi bukan tolak ukur mutlak.

Baca juga: Ibu Kota Pindah, Pakar Geologi UGM Sebut 2 Hal yang Wajib Diperhatikan

“Tolak ukur lainnya adalah bagaimana output dari setiap program yang dilakukan. Bukan hanya barang atau aplikasi, melainkan kegiatan atau sistem pelayanan yang output-nya itu inovatif,” kata dia.

Inovasi dengan pemanfaatan teknologi adalah suatu keharusan, hal ini dapat dimanfaatkan untuk perbaikan pelayanan publik dan mensejahterakan masyarakat.

“Diharapkan dengan adanya konsep smart city, pelayanan publik bisa lebih meningkat dan juga masyarakat sendiri bisa aman, nyaman karena kemudahan yang diberikan oleh pemerintah,"imbuhnya.

Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI, Dr Purwoko Adhi, juga ikut menambahkan bahwa konsep dari smart city atau kota pintar yang dimaksud ialah mengenai suatu wilayah yang tersentralisasikan.

"Jadi apa konsep smart city yang ideal? Kalau kita bicara smart city kita bicara mengenai suatu wilayah yang memiliki sensor dan datanya dikumpulkan dalam satu sentral atau stasiun dan itu akan dimanfaatkan untuk mengatur aset di daerah tersebut," kata dia.

Meskipun banyak orang membayangkan smart city atau kota pintar berkenaan dengan teknologi tinggi, tetapi menurut Purwoko, hal pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana masyarakat berperilaku pintar atau lebih efisien.

"Pemerintah juga tidak perlu menyuruh warganya melakukan hal-hal yang tidak perlu. Dan teknologi akan membantu lebih efisiensi dan mempermudah penyatuan data yang diperlukan untuk pengaturan seluruh kota itu," ucap dia.

Setelah manusianya, baru infrastruktur internet wide atau wireless agar informasi yang berkaitan tentang suatu kota bisa dijadikan satu atau diintegrasikan.

"Jadi ketika ada perubahan update satu instansi, bisa dilihat di dan diketahui instansi lainnya," katanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau