KOMPAS.com - Kamis (26/9/2019) sekitar pukul 14.06 WIB dan pukul 22.14 WIB, wilayah Kendal hingga Temanggung diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo M 3.3.
Episenter terletak pada koordinat 7.04 LS dan 110.09 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 17 km baratdaya Kendal, Jawa Tengah pada kedalaman 13 km.
Ditinjau dari lokasi episenter dan kedalamannya tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, pembangkit gempa ini adalah diduga kuat adalah sistem sesar Semarang pada ujung segmen paling barat di selatan Cepiring, karena titik pusat gempa berada dijalur sesar ini.
Baca juga: Gempa M 6,8 Guncang Ambon, Kairatu dan Haruku, Dipicu Sesar Aktif
Dampak gempa yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di Kendal, Cepiring, Kaliwungu, Mangkang, dan Kedu Temanggung dalam skala intensitas II MMI yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Meskipun gempa ini kekuatannya relatif kecil tidak terlalu berdampak, tetapi gempa Kendal ini menjadi bukti dan pengingat kita semua bahwa struktur Sesar Semarang atau sesar naik Semarang (Semarang Thrust) yang melintas di Kota Semarang ini masih aktif sehingga patut diwaspadai,” ungkap Daryono, Jumat (27/9/2019).
Masyarakat Kota Kendal, Semarang dan Ungaran perlu mengetahui sejarah gempa Semarang dan Ungaran yang pernah terjadi pada zaman Belanda tepatnya pada 19 Februari 1856.
Menurut Daryono, gempa ini cukup kuat mengguncang Semarang, Ungaran, dan sekitarnya.
Gempa Semarang, Ungaran, dan Ambarawa juga pernah terjadi pada 22 Oktober 1865 pukul 9.16 WIB. Selanjutnya pada keesokan harinya pada 23 Oktober 1865 pukul 2.45 WIB guncangan gempa yang lebih kuat kembali terjadi diikuti oleh gemuruh.
“Untuk itu masyarakat perlu memahami pentingnya bangunan yang strukturnya kuat dan aman gempa. Selain itu juga harus memahami cara selamat saat terjadi gempa bumi,” tutup Daryono.
Baca juga: BMKG: 2 Pelajaran dari Gempa Merusak di Pakistan untuk Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.