Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Anjing Bima Aryo Gigit ART, Pemilik Kucing Juga Harus Waspada

Kompas.com - 05/09/2019, 09:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang asisten rumah tangga bernama Yayan tewas karena diserang oleh anjing milik Bima Aryo. Kasus ini mengejutkan masyarakat Indonesia, khususnya para pemilik anjing.

Namun, pemilik kucing pun tidak boleh lengah. Pasalnya, gigitan dan cakaran kucing juga berpotensi memberikan penyakit berbahaya bagi manusia.

Untuk mengetahui seberapa besar potensi bahaya dari gigitan dan cakaran kucing bagi manusia, Kompas.com menghubungi Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang, drh Yeremia Yobelanno Sitompul MSc, melalui telepon pada Rabu 4 September 2019.

Dokter yang akrab dipanggil Yeyes ini menyatakan gigitan kucing harus diwaspadai karena bisa membawa virus rabies.

"Kasus kucing rabies itu jarang. Di Indonesia belum ada, tetapi kalau menengok ke Amerika, justru rabies pada kucing lebih tinggi dibanding rabies pada anjing," ujar Yeyes.

Baca juga: Belajar dari Kasus Bima Aryo, Cara agar Tidak Digigit saat Bertemu Anjing Besar

Meski demikian, para pemilik kucing juga harus mengetahui tanda-tanda rabies pada kucing, yaitu menjadi lebih agresif dan tidak mau minum karena tenggorokan kucing sakit.

Selain virus rabies, Yeyes berkata bahwa dalam mulut kucing terdapat bakteri Capnocyptophaga canimorsus yang bisa menyebabkan mortalitas atau jumlah kematian sampai 30 persen pada manusia yang punya kelainan daya tahan tubuh lemah dan alkoholik.

Dalam mulut kucing, juga ada bakteri Pasteurella multocida. Bakteri ini terdapat pada 90 persen populasi kucing dan bisa menyebabkan infeksi zoonotik pada manusia jika berhasil masuk ke pembuluh darah melalui gigitan.

Yeyes menjelaskan bahwa pada awalnya, korban gigitan akan mengalami septicaemia, atau tumbuhnya bakteri dalam aliran darah dan membuat korban gigitan demam. Namun, jika imunitas orang yang tergigit sedang lemah, maka dapat berlanjut hingga meningitis (peradangan selaput otak) dan gagal jantung.

Tak hanya gigitannya, cakaran kucing juga bisa membahayakan manusia.

"Sebenarnya prinsipnya hampir sama dengan gigitannya (kucing), tapi ada bakteri yang beda yang sering tersebar saat kucing itu mencakar," tutur Yeyes.

Bakteri yang dimaksudkan ialah Bartonella henselae. Yeyes mengatakan, bakteri B. henselae sebenarnya terdapat pada kutu kucing yang berada di sela-sela jari kaki kucing.

Ketika kutu kucing mengeluarkan feses berisi bakteri B. henselae, bakteri tersebut kemudian akan tinggal di kuku kucing.

Jika terinfeksi, maka akan muncul gajala yang beragam, seperti pembengkakan kelenjar getah bening khususnya pada bagian kepala, leher dan lengan, ataupun demam, sakit kepala, lemas, hingga kehilangan berat badan dan nafsu makan.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Kenapa Kucing Memakan Rumput?

Untungnya, Yeyes juga berkata bahwa penanganan dini bisa mengurangi risiko berbahaya dari gigitan dan cakaran kucing.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com