Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

50 Tahun Pendaratan di Bulan, 4 Inovasi yang Lahir Berkat Apollo 11

Kompas.com - 23/07/2019, 20:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Daniel Brown

PROGRAM Apollo NASA (National Aeronautics and Space Administration) Amerika Serikat adalah salah satu pencapaian teknologi paling tinggi pada abad ke-20.

Di luar perlombaan dan eksplorasi ruang angkasa, program Apollo ini berkontribusi pada beberapa penemuan dan inovasi yang dampaknya kita rasakan pada kehidupan kita saat ini. Namun pada saat yang sama, ada beberapa mitos soal teknologi apa saja yang dihasilkan program ini.

Mitos favorit saya adalah bahwa Teflon dikembangkan oleh NASA. Tampaknya masuk akal, karena Teflon merupakan bahan yang sangat tahan panas–sesuatu yang dibutuhkan misi luar angkasa.

Namun, Teflon ditemukan secara tidak sengaja pada 1938 oleh Roy Plunkett di laboratorium perusahaan DuPont ketika dia meneliti mesin pendingin baru.

Kesalahpahaman lainnya adalah Velcro yang sebenarnya telah ditemukan pada 1940-an di Swiss oleh George de Mestral. Sekali lagi, kegunaannya yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari di ruang angkasa memang tidak dapat disangkal. Bayangkan betapa sulitnya untuk mengamankan diri ke tempat tidur Anda ketika tidak ada gravitasi.

Karena sekarang sudah 50 tahun sejak pendaratan di Bulan Apollo 11, ini saat yang tepat untuk menyoroti mana yang sebenarnya merupakan hasil dari perlombaan luar angkasa ini dan mana yang bukan.

Berikut adalah daftar beberapa temuan–meski ada banyak temuan lainnya juga tak dibahas. Beberapa di antaranya tidak secara langsung dibuat oleh NASA, tapi mungkin tidak akan pernah muncul jika bukan karena bantuan dan dukungan luar biasa dari badan antariksa itu.

1. Penjernih air

NASA mengembangkan unit kecil dan ringan yang memurnikan air untuk penerbangan manusia ke luar angkasa. Alat ini bekerja dengan andal tanpa perlu pemantauan khusus dengan menggunakan ion (atom yang kehilangan elektron) perak untuk membunuh bakteri.

Ternyata, ini juga sangat berguna untuk pemurnian air di Bumi, karena klorin yang umumnya digunakan dapat menghilang akibat sinar matahari atau panas. Ini juga menghilangkan masalah iritasi mata dan masalah pemutih yang kita alami di kolam renang.

Sistem NASA saat ini digunakan untuk menjaga air di menara pendingin tetap bersih, membantu mendukung pendingin udara di seluruh dunia. Sistem ini juga sudah mulai digunakan untuk membersihkan kolam–perusahaan Carefree Clearwater, Ltd, telah menerapkannya untuk menjernihkan spa dan kolam renang di seluruh Amerika Serikat (AS).

2. Masker pernapasan

Sistem pernapasan yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran di seluruh dunia berasal dari NASA. Meskipun bukan NASA sendiri yang menciptakannya, mereka bertanggung jawab untuk membuatnya dapat digunakan– ringan dan efisien.

Pada 1971, banyak kepala pemadam kebakaran AS mempermasalahkan tidak praktisnya alat pernafasan mereka yang beratnya sekitar 30 kilogram, menyebabkan beberapa petugas pemadam kebakaran bahkan membuang sistem pernapasan mereka untuk memAadamkan api.

Menggunakan pengalamannya mengembangkan peralatan astronot untuk pendaratan di Bulan, NASA kemudian bekerja sama dengan Fire Technology Division dari National Bureau untuk mengembangkan sistem pernapasan yang lebih baik selama beberapa tahun ke depan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com