KOMPAS.com - Jokowi berorasi untuk pertama kalinya setelah terpilih sebagai presiden predio 2019 - 2014 pda Minggu (14/7/2019). Dia mengungkapkan sejumlah gagasan mulai dari pembangunan infrastruktur hingga menggagas manajemen talenta.
Salah satu gagasan yang terkait dengan sains, teknologi, dan lingkungan adalah pembangunan infratruktur. Jokowi mengatakan bahwa ini akan menghubungkan infratruktur besar yang selama ini telah dibangun ke daerah kecil.
"Kita sambungkan dengan kawasan industri kecil, sambungkan ke kawasan ekonomi khusus, sambungkan ke kawasan pariwisata. Kita juga harus menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan," urainya.
Jokowi juga menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia. Ia menegaskan bahwa tidak boleh ada ibu dan bayi yang meninggal saat kelahiran, mengurangi angka stunting secara signifikan, serta memperbaiki kualitas pendidikan dan membuat manajemen talenta.
Baca juga: Punakawan Jadi Saksi Jokowi Bertemu Prabowo, Ini Makna di Baliknya
"Bisa dipastikan pentingnya vocational training, pentingnya vocational school. Kita juga akan membangun lembaga manajemen talenta Indonesia. Pemerintah akan mengidentifikasi, memfasilitasi, serta memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia," ungkap Jokowi.
Kalangan yang terkait dengan visi Jokowi tersebut memberikan tanggapan kepada Kompas.com. Yanti, seorang ibu sekaligus pekerja di Cibinong mengapresiasi langkah Jokowi untuk fokus pada pembangunan sumber daya manusia sekaligus memberikan saran berharga.
"Setiap daerah punya kekuatan lokal yang saat ini perlahan menghilang karena tuntutan kompetisi. Misalnya, sekarang mana ada remaja tertarik menjadi petani atau nelayan," ungkapnya kepada Kompas.com. Menurutnya, remaja itu harus dibina sebagai petani modern sehingga bisa menghasilkan produk pertanian berkualitas.
Alan Frendy Koropitan dari Akademi Ilmuwan Muda Indonesia menilai bahwa visi pembangunan sumber daya manusia Jokowi cukup mendasar. "Ini komprehensif sehingga sebagai peneliti saya berharap optimisme bangsa akan bangkit. Semangat ini yang kita perlukan," katanya.
Terkait semangat inovasi Jokowi, Alan menuturkan besarnya tantangan untuk kemandirian bangsa. Jadi, dibutuhkan pendanaan penelitian tidak hanya untuk bidang yang aplikatif, tetapi juga penelitian bidang dasar seperti genetika, fisika, dan lainnya.
"Oleh sebab itu, sudah waktunya dana penelitian independen, bersifat kompetisi, bisa diakses oleh semua peneliti dan bersifat multi-year," katanya.
Baca juga: Jokowi Dikira Monyet, Kulit Hitam Dikira Gorila, Google Masih Harus Sekolah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.