KOMPAS.com - 22 Mei 1969 NASA meluncurkan misi bernama Apollo 10, sebuah misi gladi resik untuk mempersiapkan pendaratan Apollo 11, misi berawak pertama di bulan yang berlangsung dua bulan kemudian.
Dalam peluncuran misi Apollo 10, tim yang bertugas membawa modul lunar (LM) yang dinamai Snoopy. Nama ini terinspirasi dari karakter anjing beagle peliharaan Charlie Brown dalam komik legendaris Peanuts karya Charles M. Schulz.
Snoopy bertugas membuat dua lintasan untuk situs pendarataran yang akan digunakan Apollo 11 sebelum ditindaklanjuti oleh pesawat ruang angkasa Charles Brown. Pesawat ini yang juga ditunggangi para awak Apollo 10, Thomas Stafford, Gene Cernan dan John Young.
Selama menjalankan misi Apollo 10, Charlie Brown yang dikendalikan John Young 80 kilometer di atas Bulan juga berperan sebagai modul perintah.
Baca juga: NASA Buka Stasiun Luar Angkasa Untuk Turis, Berapa Harga Karcis-nya?
Setelah penyisiran yang dilakukan Snoopy dengan kecepatan suara enam kali lipat, Kolonel Stafford memotret permukaan bulan sebagai salah satu upaya untuk memastikan keamanan misi Apollo 11.
Saat misi selesai, semua awak berhasil kembali ke Bumi namun Snoopy tidak ikut pulang. Snoopy mungkin merupakan benda bikinan manusia yang tinggal selama berpuluh tahun di bulan.
Setidaknya butuh waktu sampai lima dekade untuk menemukan Snoopy dan membawanya kembali pulang. Keberhasilan ini berkat penyisiran dan pencarian menyeluruh yang dilakukan tim astronot selama delapan tahun terakhir.
Merujuk pemberitaan Sky News, para astronot yang terlibat dalam pencarian mengaku yakin 98 persen bahwa mereka telah menemukan Snoopy di luar angkasa.
Hal ini diungkapkan oleh Nick Howes, seorang anggota Royal Astronomical Society dalam acara Festival Sains Cheltenham belum lama ini di Inggris.
Howes memulai mencari Snoopy pada 2011 bersama timnya. Mereka melakukan penyaringan data radar yang dikumpulkan beberapa observatorium.
"Kami telah menelusuri banyak data untuk menemukan Snoopy," ujar Howes kepada Gizmodo dilansir Rabu (12/6/2019).
Dia menceritakan, pada 2015 mengira telah mendeteksi keberadaan Snoopy memasuki atmosfer Bumi.
Sejak saat itu, Howes dibantu tim Mount Lemmon Sky Survey dan pencarian lebih cepat dilakukan.
"Mereka membantu kami mengidentifikasi objek lebih cepat dan jelas. Ukuran dan orbit objek itu sangat mirip dengan perhitungan yang kami buat pada 2011 dan 2012 untuk Snoopy," ujar Howes.
Dalam pencarian Snoopy, Howes mengaku menggunakan kalkulator orbital online seperti AGI's Systems Tool Kit (STK) untuk menentukan orbit objek.
Meski demikian, Howes pun mengaku pihaknya belum yakin 100 persen bahwa benda yang mereka temukan adalah Snoopy. Howes mengaku perlu pendekatan lebih guna mendapat profil radar terperinci. Hal ini mungkin bisa terwujud dalam waktu dekat.
"Objek itu saat ini sedang menjauh dari Bumi, mungkin akan kembali sekitar 18 tahun dari sekarang," ungkap Howes.
Objek tersebut diperkirakan besarnya M 29.5 dalam hal kecerahan sehingga sulit ditangkap teleskop.
Baca juga: Alasan NASA Kirim Sel Organ Manusia Hidup ke Stasiun Luar Angkasa
Jika objek itu benar adalah Snoopy, Howes berpikir perusahaan transportasi luar angkasa swasta seperti SpaceX dapat membawa dia pulang dan dapat dipajang di museum untuk bisa dilihat semua orang. Setidaknya kita dapat menilik kembali sejarah astronomi di masa lalu, dibanding membiarkan Snoopy melayang di luar angkasa dan tak melakukan apa-apa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.