Oleh Louise Dunford
KEBANYAKAN orang mulai berkeringat saat berolahraga atau ketika cuaca sedang panas. Namun, beberapa orang berkeringat lebih dari biasanya.
Hiperhidrosis atau kondisi ketika orang berkeringat secara berlebihan bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dan bahkan mampu mencegah penderitanya melakukan kegiatan sehari-hari.
Bagi sebagian orang, hal ini mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain. Mereka sangat malu dengan keringat mereka sendiri sehingga mereka tidak mau meninggalkan rumah.
Berkeringat adalah proses fisiologis normal yang membantu tubuh untuk mengatur suhu. Saat kita kepanasan atau berolahraga, keringat langsung menguap dari kulit dan memiliki efek mendinginkan. Kita juga mungkin berkeringat ketika cemas atau berada dalam situasi yang membuat kita gugup.
Namun, untuk sekitar 3 persen orang yang menderita hiperhidrosis, berkeringat bisa terjadi terus menerus.
Area tubuh yang paling umum terkena hiperhidrosis adalah tangan, kaki, ketiak, wajah, dan kepala. Bahkan, beberapa penderita hiperhidrosis bisa berkeringat di seluruh tubuh, bukan hanya di beberapa bagian tubuh. Orang dengan hiperhidrosis sering berkeringat dalam situasi di mana orang lain tidak berkeringat, ketika cuaca dingin misalnya.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan hiperhidrosis, meskipun diduga, saraf yang biasanya membuat kita berkeringat mulai menjadi terlalu aktif. Hiperhidrosis sering dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja, tetapi bisa dimulai kapan saja dalam hidup.
Mungkin penyebabnya ada di genetik juga. Orang yang miliki keringat berlebihan di tangan, misalnya, biasanya memiliki riwayat keluarga yang punya masalah yang sama.
Tanpa pemahaman jelas mengenai apa yang menyebabkan hiperhidrosis, menemukan perawatan apa yang efektif sangat sulit. Itulah alasan saya dan rekan kerja saya meneliti kondisi ini.
Kami bertanya kepada penderita hiperhidrosis dan perawat kesehatan profesional yang menangani mereka pertanyaan apa saja yang mereka harapkan bisa dicarikan jawabannya oleh para peneliti. Ada 268 orang yang mengajukan hampir 600 pertanyaan penelitian.
Kami menemukan bahwa hiperhidrosis memiliki tingkat keparahan yang beragam. Pada spektrum yang ringan, efeknya mungkin minim–sedikit ketidaknyamanan kecil atau sedikit rasa malu misalnya.
Namun, ketika semakin parah, kondisi tersebut dapat memiliki dampak besar pada kualitas hidup mereka, seperti mempengaruhi pilihan karier orang, dan mengarah ke isolasi sosial. Misalnya, beberapa orang memiliki tangan yang berkeringat sehingga sulit untuk memegang pena atau menggunakan papan ketik.
Orang dengan hiperhidrosis sering mengalami kecemasan dalam situasi kerja seperti wawancara kerja atau pertemuan di mana mereka butuh untuk berjabat tangan.
Kehidupan sosial mereka juga dapat terpengaruh, dengan banyak orang merasa malu dengan keringat mereka, maka beberapa orang menghindari membentuk hubungan dekat karena hal ini. Bahkan, beberapa penderita harus ganti pakaian beberapa kali.