KOMPAS.com - Badan Antariksa AS (NASA) bersama dengan mitranya, Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Manajemen Darurat Federal AS (FEMA) menggelar Konferensi Perlindungan Planet pada hari ini, Senin (29/04/2019).
Konferensi yang dilaksanakan selama lima hari itu dilakukan guna simulasi skenario yang mungkin terjadi jika ada asteroid menghantam Bumi. Simulasi semacam ini kerap disebut dengan istilah tabletop exercise, yaitu langkah untuk menguji kemampuan teoritis suatu kelompok menanggapi situasi tertentu.
Simulasi yang dilakukan pihak NASA ini sendiri digunakan untuk mempelajari skenario dari dampak obyek dekat Bumi (NEO).
Baca juga: Alasan Asteroid yang Membahayakan Bumi Begitu Sulit Dideteksi
"Sebuah tabletop exercise dari simulasi darurat yang biasa digunakan dalam manajemen penanggulangan bencana untuk memberi informasi kepada para pemain yang terlibat tentang aspek penting dari kemungkinan bencana dan mengidentifikasi masalah untuk mencapai respons yang terbaik," ungkap pihak NASA dikutip dari Mashable, Minggu (28/04/2019).
Dalam simulasi ini, NASA dan mitranya harus menanggapi sebuah skenario yang dianggap paling relaistis tentang berhadapan dengan NEO bernama "2019 PDC". Asteroid tersebut memiliki rasio peluang memberi dampak pada Bumi 1 banding 100 tahun 2027 mendatang.
Dengan segala informasi mengenai asteroid itu, simulasi ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana NASA dan pemerintah AS akan menangani situasi semacam ini.
"Langkah pertama dalam melindungi planet kita adalah mengetahui apa yang ada di sana," ujar Rüdiger Jehn, Kepala Pertahanan Planet ESA.
"Hanya dengan peringatan yang cukup, kita dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah serangan asteroid sama sekali, atau meminimalkan kerusakan yang terjadi di Bumi," imbuhnya.
Uniknya, segala detail mengenai keputusan yang diambil oleh NASA akan diunggah oleh ESA melalui akun twitter mereka. Dengan begitu, "serangan" asteroid ini seolah nyata.
Merangkum dari The Independent, Sabtu (27/04/2019), hal ini juga akan menyatukan berbagai organisasi internasional untuk menguji tanggapan mereka. Simulasi seperti ini digunakan pada seluruh sektir tanggap bencana untuk memastikan respons nyata akan secepat dan seefektif mungkin.
"Simulasi-simulasi ini benar-benar membantu kami dalam komunitas pertahanan planet untuk memahami apa yang perlu diketahui oleh rekan-rekan kami di sisi manajemen bencana," kata Lindley Johnson, Perwira Pertahanan Planet NASA.
Baca juga: Jepang Sukses Meledakkan Bom ke Asteroid Ryugu, Misi Lain Menanti
"Simulasi akan membantu kita mengembangkan komunikasi yang lebih efektif satu sama lain dan dengan pemerintah kita," tegas Johnson.
Meskipun NASA telah berpartisipasi dalam enam simulasi dampak NEO sebelumnya, tapi masing-masing skenario berbeda. Mereka menyebut bahwa fokus simulasi tidak selalu pada detail asteroid.
Padahal, mereka juga menilai bahwa masih penting untuk membuat rencana untuk membelokkan asteroid atau mengurangi dampaknya.
"Apa yang ingin diketahui manajer darurat adalah kapan, di mana, dan bagaimana asteroid akan berdampak, dan jenis serta tingkat kerusakan yang dapat terjadi," kata Leviticus Lewis dari Divisi Operasi Respons FEMA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.