Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada di Udara, Mikroplastik Menyebar Lewat Angin, Hujan dan Salju

Kompas.com - 18/04/2019, 19:07 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hampir setiap harinya, kita selalu menjumpai plastik di sekitar kita. Pasalnya, plastik merupakan bahan yang paling populer sebagai pembungkus makanan, barang, ataupun belanjaan. Meski upaya untuk mengurangi penggunaannya terus dikampanyekan, tetapi efek penggunaannya selama ini telah merubah kondisi Bumi kita.

Bahkan, plastik telah mencapai tempat paling terpencil di Bumi sekalipun.

Peneliti dari University of Strathclyde, Skotlandia dan EcoLab, Prancis, menghabiskan waktu lima bulan untuk mengoleksi serat plastik di beberapa titik tertinggi Pegunungan Pyrenees, di perbatasan Prancis-Spanyol.

Studi ini bertujuan untuk mengukur seberapa banyak plastik yang tersebar di atmosfer, dan memahami bagaimana pergerakan partikel mikroplastik hingga tersebar ke seantero Bumi, serta bahaya yang mungkin ditimbulkannya.

Temuan dari studi ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience, mengungkap bahwa hujan, salju, dan angin membawa mikroplastik setidaknya sekitar 100 kilometer hingga berakhir di kawasan terpencil yang sebelumnya bebas limbah.

Baca juga: Ancaman Nyata, Semua Mamalia Laut dalam Studi Ini Terinfeksi Mikroplastik

“Transportasi melalui atmosfer ini memungkinkan pergerakan mikroplastik jauh dari sumber polusinya, menuju lingkungan yang masih asri”, ujar Steve Allen, peneliti dari University of Strathclyde yang terlibat dalam studi ini, seperti dilansir dari Scientific American, Senin (15/4/2019).

Berdasarkan sampel yang dikoleksi dari Pegunungan Pyreneese, ditemukan serat plastik, lapisan tipis, maupun pecahan botol dengan berbagai ukuran.

Sebagian besar terbuat dari polystyrene, polyethylene, dan polypropylene yang umum dijumpai pada kantung plastik, botol plastik sekali pakai, dan styrofoam.

“Kita mengantisipasi keberadaan mikroplastik di lokasi, namun tidak sebanyak ini. Hal ini menandakan bahwa kita menghadapi permasalahan yang jauh lebih besar dari yang kita duga sebelumnya”, kata Deonie Allen, peneliti lain dalam riset yang sama.

Mikroplastik adalah pecahan kecil dari objek berbahan plastik (seperti botol atau kantung plastik) yang terpisah seiring proses penguraian.

Partikel mikroplastik ini memiliki ukuran yang beragam, mulai dari seukuran bulir beras hingga sekecil virus, dan tersusun atas berbagai jenis polimer serta bahan kimia tambahan lainnya.

Sebelumnya, penelitian yang mendeteksi penyebaran mikroplastik di lingkungan terfokus pada perairan dan lautan.

Baca juga: Ancaman Makin Nyata, Garam dan Ikan Teri Juga Tercemar Mikroplastik

Partikel mikroplastik yang tersebar di berbagai perairan telah ditemukan sebagai penyebab permasalahan sistem pencernaan dan mengurangi kemampuan reproduksi berbagai biota air tawar maupun lautan.

Mikroplastik ini juga dapat mengancam kesehatan manusia. Konsentrasi tinggi yang tersebar di udara dapat menimbulkan masalah saluran pernapasan serius, terutama pada kondisi ruangan minim ventilasi.

Namun, permasalahan ini tidak akan lenyap dalam waktu dekat.  

Saat ini, setidaknya diproduksi sekitar 370 juta ton plastik setiap tahunnya. Lebih dari 90 persen dari jumlah tersebut tidak didaur ulang, namun dibakar atau dibuang ke lautan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau