Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Manusia, Gorila Juga Berduka ketika Kawanannya Mati

Kompas.com - 09/04/2019, 19:34 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bukan hanya manusia saja yang merasakan kesedihan. Beberapa pengamatan di alam liar membuktikan jika spesies lain, seperti paus orca atau simpanse, juga menunjukkan rasa dukanya.

Terbaru, para peneliti gorila liar di hutan Rwanda dan Kongo mendapati penampakkan serupa.

Para peneliti melihat hewan-hewan tersebut berkumpul, kadang-kadang menatap, mengendus, menjilat, menyentuh dan merawat anggota kawanan yang sudah mati selama beberapa menit.

Perilaku ini didapati pada gorila pegunungan silverback (Gorilla beringei beringei) dan kelompok gorila grauer (Gorilla b. graueri).

Baca juga: Gorila Nekat Daki Gunung Berapi Demi Cari Tanaman Asin

Pada kawanan gorila pegunungan, para peneliti menemukan jika ada seekor jantan dewasa berusia 35 tahun yang mati karena usia tua. Sementara di kawanan Gorila Grauer, peneliti melihat seekor betina berusia 38 tahun yang juga mati karena usia.

Dari pengamatan pada kedua kawanan, peneliti menemukan jika para gorila ini duduk dalam jarak 10 meter dari mayat, kadang mendekat untuk menyentuh dan mengendus mereka.

Ini menunjukkan bahwa gorila mungkin merasa kasihan dan kesedihan terhadap kawanan mereka, serta keingintahuan terhadap konsep kematian.

Para peneliti juga mencatat perilaku ini merupakan respons yang mirip dengan gajah, yang sering tertarik pada anggota kawanan atau luar kelompok yang sudah mati.

Menariknya, gorila telihat memiliki hubungan yang lebih kuat dengan gorila yang sudah mati. Misalnya saja terlihat ketika anak gorila betina berbaring dan duduk di atas tubuh induknya yang tidak bergerak, menatap wajahnya dan dengan lembut menggerakkan kepalanya dengan tangannya.

"Si anak merawat mayat induknya dan bahkan berusaha menyusu selama beberapa detik meskipun sudah disapih," tulis para peneliti dalam laporan mereka.

Baca juga: Gorila Ini Bisa Berjalan Tegak Seperti Manusia, Apa Sebab?

Temuan lainnya adalah, kawanan gorila pegunungan dengan kawanan gorila grauer tidak terlibat konflik ketika salah satu kelompok penasaran mendatangi mayat gorila dari kelompok yang berbeda. Ini agak berseberangan dengan perilaku gorila biasanya.

"Dalam grup gorila, interaksi antara kelompok lain biasanya cenderung saling menghindar tanpa adanya kontak fisik," jelas Amy Porter dari Dian Fossey Gorilla Fund International.

Namun dalam kasus di atas, justru tidak terdapat adanya konflik.

Penelitian ini pun memberikan pandangan baru tentang bagaimana gorila melihat sebuah kematian. Tidak hanya dengan kawanan mereka, tetapi juga grup dari luar. Contoh-contoh tersebut juga menunjukkan bahwa manusia bukan satu-satunya makhluk di Bumi yang mampu berduka.

Studi ini telah dipublikasikan di PeerJ-The Journal of Life and Environmental Sciences.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau