KOMPAS.com – Survei populasi gorila dan simpanse terbesar dalam sejarah membawa kabar baik dan buruk.
Para peneliti mendapati bahwa jumlah gorila (Gorilla gorilla gorilla) dan simpanse (Pan troglodytes troglodytes) di Afrika jauh lebih banyak dari yang kita kira selama ini. Setidaknya, ada 361.900 gorila dan 128.700 simpanse yang tercatat pada 2013.
Akan tetapi, jumlah mereka menyusut dengan cepat, yakni sekitar tiga persen per tahun.
Hal ini karena 80 persen dari populasi satwa liar di Afrika berada di luar area yang dilindungi sehingga mereka pun kerap kali menjadi korban perdagangan daging satwa liar, perburuan, pembalakan hutan, dan aktivitas manusia lainnya yang merusak lingkungan. Virus ebola yang menyerang hewan juga mengurangi jumlah mereka dengan cepat.
Pada kecepatan tersebut, Fiona Maisels, seorang ilmuwan konservasi bersama Wildlife Conservation Society dan University of Stirling, berkata bahwa populasi gorila di dunia akan berkurang hingga setengahnya pada 2040.
Baca juga : Kisah Nyata dari Florida, Seekor Gorila Tirukan Tingkah Pelatihnya
“Sangat menyenangkan untuk mengetahui bahwa jumlah mereka lebih banyak, tetapi mengejutkan juga untuk melihat bahwa populasi mereka berkurang secepat yang kita kira sebelumnya,” ujar Maisels.
Lebih buruknya lagi, karena jumlah di atas dicatat oleh para peneliti lima tahun yang lalu; kemungkinan besar jumlah gorila dan simpanse saat ini lebih sedikit. Maisels bahkan memperkirakan bahwa kita akan sudah kehilangan 60.000 gorila pada 2020.
Oleh karena itu, para peneliti pun berharap agar para pemerintah di Afrika mengambil langkah drastis dalam melindungi populasi gorila dan simpanse, misalnya dengan memperluas area yang dilindungi dan memperkuat penegakan hukum.
“Untuk menyelamatkan hewan-hewan ini, kita perlu memastikan bahwa area-area yang dilindungi benar-benar dilindungi,” ujar Maisels.
Survei
Untuk mendapatkan hasil di atas, sebanyak 50 peneliti dan pakar konservasi dari berbagai organisasi, termasuk World Wide Fund for Nature, Jane Goodall Institute, dan Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), bergabung menjadi satu tim.
Baca juga : Gorila Ini Bisa Berjalan Tegak Seperti Manusia, Apa Sebab?
Mereka mengumpulkan dan menganalisa data selama satu dekade mengenai populasi gorila dan simpanse di Kongo, Gabon, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Guinea Khatulistiwa, dan Angola.
Selain itu, mereka juga melakukan survei pada area yang luasnya 185.000 kilometer persegi, atau seperlima lebih luas dari pulau Jawa; membangun model komputer yang bisa memprediksikan kepadatan populasi gorila dan simpanse di luar area survei; dan menghitung jumlah sarang gorila dan simpanse di 59 titik hutan hujan Afrika Khatulistiwa Barat.
Para peneliti kemudian menganalisa dan mengolah data-data tersebut selama lima tahun sebelum akhirnya dipublikasikan di jurnal Science Advances.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.