KOMPAS.com – Equinox Maret jatuh pada hari ini (21/3/2019). Terjadi dua kali dalam setahun (satunya 23 September), Equinox adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika Matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa.
Di dunia barat, ada satu mitos menggelitik yang mungkin juga sering didengar juga saat perayaan Peh Cun. Pada hari ini, telur dikatakan menjadi lebih mudah berdiri tegak daripada biasanya
Benarkah demikian dan apakah hubungannya dengan Equinox? Kompas.com menghubungi para ahli untuk mencari jawabannya.
Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, yang dihubungi melalui pesan singkat pada Rabu (20/3/2019), berkata bahwa telur yang berdiri tegak sulit dihubungkan dengan fenomena gravitasi matahari ke bumi yang terjadi saat Equinox.
Baca juga: Fenomena Equinox Mungkin Ada di Balik Pembangunan Piramida Giza
“Telur berdiri itu kan pada dasarnya ada gaya eksternal yang menariknya ke atas sehingga terbentuk keseimbangan baru dalam melawan gaya gravitasi dan mungkin memindahkan titik beratnya sehingga terbentuk keseimbangan dinamik yang baru. Nah gaya eksternal itu apa, masih sulit dipecahkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menjawab bahwa itu hanya mitos.
“Terlalu kecil gaya diferensial gravitasi untuk bisa menegakkan telur. Tegaknya telur karena faktor lain, bergantung kondisi permukaan lantai dan kulit telur,” katanya dalam pesan singkat yang diterima Rabu (20/3/2019).
Thomas menjelaskan lebih lanjut dalam laman blog-nya. Dia menulis bahwa beberapa eksperimen telah membuktikan bahwa telur sebetulnya mudah ditegakkan kapan saja tergantung dari tekstur permukaan tempatnya.
Baca juga: Kabar Baik, Telur Ayam Ini Mengandung Obat Anti-kanker
Jika dilihat dari dua momen yang dikaitkan dengan mitos ini saja, Peh Cun dan Equinox, terlihat cukup jelas bahwa tegaknya telur tidak dipengaruhi oleh diferensial gravitasi bulan, maupun diferensial matahari.
Dia juga menulis bahwa bentuk telur yang agak elips memang sulit untuk ditegakkan, tetapi bukan mustahil. Sebagai contoh adalah jika permukaan untuk menegakkan telur tidak benar-benar rata sehingga ada sedikit penyangganya.
“Mitos Peh Cun atau Equinox cukuplah digunakan untuk sosialisasi diferensial gravitasi yang menyebabkan pasang surut air laut dan dampak ikutannya, tetapi sesungguhnya tidak berpengaruh pada tegaknya telur,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.