KOMPAS.com - Megalodon adalah hiu terbesar yang pernah menguasai lautan. Konon, pemangsa utama di lautan itu memiliki gigi besar yang tajam dan bergerigi yang bisa merobek mangsa seperti pisau.
Namun ternyata karunia itu tak diterima Megalodon secara cuma-cuma. Mereka membutuhkan puluhan juta tahun untuk mengasah giginya hingga akhirnya berevolusi ke bentuk paling mematikan.
Seperti dimuat dalam jurnal Vertebrate Paleontology edisi (1/3/2019), para ilmuwan dari Museum Sejarah Alam Florida melakukan beberapa pemeriksaan gigi prasejarah untuk memahami evolusi gigi Megalodon.
Mereka menganalisis 359 fosil gigi yang ditemukan di Calvert Cliffs, tepatnya di pantai Teluk Chesapeake, Maryland.
Baca juga: Lama Jadi Teka-teki, Alasan Hiu Raksasa Megalodon Bisa Punah Terurai
Sekitar 20 juta hingga 7,6 juta tahun lalu, daerah yang kini kering itu ialah lautan. Pada bukit-bukit kering banyak tersimpan fosil gigi dari dua hiu raksasa, Megalodon dan moyangnya Carcharocles chubutensis.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa moyang Megalodon paling awal bernama Otodus obliquus yang hidup antara 60 juta sampai 40 juta tahun lalu.
O. obliquus memiliki gigi kecil halus atau disebut "cusplet" yang berbatasan dengan kedua sisi gigi utama, bentuknya menyerupai garpu.
Menurut studi, "gigi garpu" itu berguna untuk mencengkeram dan merobek mangsa. Namun, cusplet itu menghilang seiring berjalannya waktu.
Para peneliti menemukan, 87 persen hiu yang hidup antara 20 juta hingga 17 juta tahun lalu memiliki cusplet. Sementara pada 14,5 juta tahun lalu, yang memiliki cusplet hanya 33 persen hiu.
Pada hiu yang hidup 7,6 juta tahun lalu, cusplet tak lagi ditemukan pada catatan fosil. Mereka juga menemukan beberapa gigi bergerigi di sekitar tepinya.
"Perubahan dari gigi cabang tiga atau gigi garpu menjadi gigi lebar yang pipih dan bergerigi adalah proses sangat panjang, yang akhirnya membentuk senjata pemotong paling sempurna," kata penulis utama studi Victor Perez, seorang mahasiswa pasca-doktoral geologi di Museum Sejarah Alam Florida seperti dilansir Live Science, Selasa (5/3/2019).
"Kami belum mengetahui mengapa proses ini memakan waktu hingga puluhan juta tahun dan mengapa cusplet akhirnya hilang," imbuhnya.
Dugaan tim, transisi itu mungkin ada hubungannya dengan perubahan cara berburu hiu prasejarah.
Ketika memiliki gigi garpu, moyang Megalodon mampu menangkap ikan yang bergerak cepat atau bahwa mencegah makanan tersangkut di gigi. Sementara dengan gigi bergerigi yang tajam, hiu dapat dengan cepat mematikan mangsa.
"Gigi setajam pisau juga akan sangat membantu dalam penangkapan mangsa berdaging seperti paus dan lumba-lumba. Gigi bergerigi sangat bisa diandalkan untuk taktik serangan tunggal di mana Megalodon menggigit mangsanya sampai berdarah," kata Perez.
Baca juga: Segera Terungkap, Alasan Hiu Raksasa Megalodon Bisa Punah
Perez membayangkan, jika Megalodon tetap memiliki gigi garpu, mungkin tangkapan paus atau lumba-lumba akan meronta-ronta dan justru melukainya balik.
"Apa pun tujuannya, alasan perubahan bentuk gigi itu masih menjadi misteri. Kami penasaran, apakah ada yang berubah dalam jalur genetik perkembangan gigi (hiu)," tutup Perez.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.