KOMPAS.com - Para ilmuwan yang mendapat pendanaan dari Badan Antariksa AS (NASA) baru-baru ini mengembangkan sebuah struktur mirip DNA. Struktur ini disebut bisa menyimpan dan mengirim informasi.
Nantinya, Struktur tersebut diarahkan sebagai cara-cara baru untuk menemukan kehidupan alien.
Penemuan ini dianggap sebagai trobosan alternatif untuk mencari kehidupan berbasis DNA yang sangat berbeda dengan di Bumi.
Para ahli NASA menyebut kemungkinan kehidupan di dunia lain dibangun menggunakan sistem molekuler berbeda dari jenis yang dikembangkan para peneliti di laboratorium.
Baca juga: Ahli Identifikasi Spesies Hiu yang Gigit Kaki Bocah Lewat DNA
Meski begitu, para peneliti menegaskan, sistem molekuler yang mereka buat akan memungkinkan para ilmuwan mencari kehidupan di tempat lain di alam semesta.
Bukan rahasia lagi, DNA merupakan molekul kompleks yang memungkinkan informasi genetik disimpan dan ditransmisikan. Informasi ini diteruskan dari induk ke anak pada setiap makhluk hidup di Bumi.
Inilah yang memungkinkan kehidupan di Bumi tumbuh dan berkembang.
DNA terdiri dari empat bahan berbeda yang disebut sebagai nukleotida. Keempat bahan tersebut adalah adenin, sitosin, guanin, dan timin.
Tapi, bisa jadi bahannya akan berbeda di tempat lain di alam semesta.
Dengan struktur yang dibuat para peneliti, para ilmuwan NASA mulai mengembangkan cara dan simulasi bagaimana cara mendeteksinya.
"Deteksi kehidupan adalah tujuan yang semakin penting dari misi ilmu tentang planet milik NASA, dan pekerjaan baru ini membantu kita untuk mengembangkan instrumen dan eksperimen yang efektif demi memperluas ruang lingkup pencarian," ungkap Lori Glaze, Direktur Divisi Ilmu tentang Planet NASA dikutip dari The Independent, Minggu (24/02/2019).
Penelitian baru ini menciptakan jenis baru sistem molekul yang berfungsi seperti DNA tapi dengan beberapa perbedaan. Salah satunya adalah bahan pembentuknya.
Alih-alih dengan empat bahan DNA, sistem molekul yang baru diciptakan itu mengandung 8 bahan.
Empat bahan tambahan berupa sintetis dari bahan-bahan alami yang ada pada DNA biasa.
Para peneliti menyebut ciptaan baru mereka "hachimoji" DNA. Nama ini berasal dari bahasa Jepang, hachi berarti 8 sedangkan moji artinya huruf.
Baca juga: Siapa Leluhur Orang Asia Tenggara? Tes DNA Manusia Purba Menjawabnya
Fungsi dari hachimoji sama persis dengan DNA yang ada di Bumi.
"Memasukkan pemahaman yang lebih luas tentang apa yang mungkin dalam desain instrumen dan konsep misi kami akan menghasilkan pencarian yang lebih inklusif dan, oleh karena itu, lebih efektif untuk kehidupan di luar Bumi," kata Mary Voytek, ilmuwan senior untuk Astrobiologi di Markas NASA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.