Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Satelit Nusantara Satu yang Siap Beri Akses Internet 25.000 Desa

Kompas.com - 22/02/2019, 20:53 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Satelit komunikasi bernama Nusantara Satu dari PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sukses meluncur ke orbitnya. Satelit ini diluncurkan tadi pagi menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX.

Satelit Nusantara Satu sendiri diharapkan bisa meningkatkan konektivitas internet di seluruh kepulauan Indonesia. Di luar tujuan utamanya, dalam rilis yang diterima Kompas.com pada Jumat (22/02/2019), ada 5 fakta mengenai satelit milik Indonesia tersebut.

1. High Throughput Satellite (HTS)

Satelit Nusantara Satu merupakan satelit Indonesia pertama yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS).

HTS sendiri merupakan teknologi terkini yang memberikan kapasitsa bandwidth lebih besar dibanding satelit konvensional.

Baca juga: Robot Israel akan Sampai Bulan dengan Membonceng Satelit Indonesia

Prinsip kerja teknologi ini adalah menggunakan frekuensi berulang (frequency re-use) sehingga lebih efesien serta membagi area cakupan menjadi beberapa spot beam.

Spot beam ialah sinyal satelit yang secara khusus terkonsentrasi dalam daya sehingga hanya mencakup area geografis terbatas di Bumi.

2. Electric Propulsion

Satelit Nusantara Satu merupaka satelit Indonesia pertama yang menggunakan teknologi electric propulsion.

Teknologi ini memanfaatkan pendorong elektrik untuk pergerakan satelit. Hal ini akan menghemat penggunaan bahan bakar serta memperpanjang usia pakai satelit.

Tak hanya itu, teknologi ini juga menghemat bobot satelit hingga ratusan kilogtam saat peluncuran.

3. Wilayah Orbit

Satelit ini akan berada pada orbit geostasioner 146 derajat Bujur Timur.

Sebagai informasi, orbit geostasioner adalah orbit yang berada tepat di atas ekuator Bumi (garis lintang 0 derajat). Selain itu, orbit ini berarti jarak satelit Nusantara Satu 35.000 km dari Bumi.

Dengan wilayah orbit geostasioner, satelit Nusantara Satu memiliki area cakupan yang luas. Ia juga akan bergerak seiring pergerakan rotasi bumi sehingga arah antena di permukaan Bumi akan tetap.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com